Pemprov NTB optimistis resesi AS tak pengaruhi investasi asing

id nusa tenggara barat,investasi amerika serikat,resesi ekonomi as,investasi ntb

Pemprov NTB optimistis resesi AS tak pengaruhi investasi asing

Pelaksana Tugas Kepala DPMPTSP Nusa Tenggara Barat Wahyu Hidayat memaparkan nilai realisasi investasi Nusa Tenggara Barat triwulan II 2024 di kantor DPMPTSP NTB, Mataram, Selasa (6/8/2024). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) optimistis resesi ekonomi yang kini membayangi Amerika Serikat (AS) tidak mempengaruhi minat investor asing menanamkan modal di Nusa Tenggara Barat.

"Kondisi AS seperti sekarang ini belum mempengaruhi secara signifikan kondisi investasi yang ada di NTB," kata Pelaksana Tugas Kepala DPMPTSP Nusa Tenggara Barat Wahyu Hidayat di Mataram, Selasa.

Wahyu memaparkan nilai realisasi investasi Amerika Serikat yang masuk ke Nusa Tenggara Barat pada triwulan II 2024 hanya berjumlah Rp5,14 miliar dan menduduki posisi kedelapan berdasarkan urutan negara asal.

Baca juga: Kepala BKF: Pemerintah RI antisipasi dampak resesi ekonomi AS ke RI

Pada April sampai Juni 2024, penanaman modal asing (PMA) tercatat sebanyak Rp1,35 triliun atau hanya delapan persen dari total realisasi investasi yang mencapai Rp16,70 triliun.

PMA yang masuk paling banyak ke Nusa Tenggara Barat bersumber dari negara gabungan Rp1,12 triliun, China Rp59,15 miliar, Prancis Rp33,83 miliar, Australia Rp27,84 miliar, dan Italia Rp15,81 miliar.

Menurut Wahyu, kerja sama investasi antara Amerika Serikat dengan Indonesia adalah kerja sama sektor industri dan perdagangan.

Baca juga: Celios memaparkan berbagai dampak tekanan ekonomi AS terhadap Indonesia

Sedangkan, aliran modal Amerika Serikat yang masuk ke Nusa Tenggara Barat belum ada di sektor industri dan perdagangan karena sektor itu baru menggeliat.

"Angka (investasi AS) belum mencapai 1 persen. Ternyata yang mempengaruhi NTB adalah Inggris, Spanyol, Italia terutama negara gabungan," kata Wahyu.

"Di sini belum ada satu negara yang murni melakukan investasi di NTB. Mereka yang masuk dalam gabungan adalah satu perusahaan yang notabene sumber modal dari beberapa negara," pungkasnya.