Kenalkan gerakan Indonesia Berwakaf di forum wakaf dan zakat dunia

id Wakaf, zakat, BWI, kamaruddin amin

Kenalkan gerakan Indonesia Berwakaf di forum wakaf dan zakat dunia

Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamaruddin Amin. ANTARA/HO-BWI

Jakarta (ANTARA) - Badan Wakaf Indonesia (BWI) memperkenalkan gerakan Indonesia Berwakaf dalam Konferensi dan Pertemuan Tahunan World Zakat and Waqf Forum (WZWF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat malam.

"Gerakan ini akan fokus mengembangkan aset-aset tersebut dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan konservasi lingkungan," ujar Ketua BWI, Kamaruddin Amin.

Forum WZWF ini dihadiri peserta dari 43 negara anggota dengan tujuan mempertemukan pemimpin global, praktisi, pengusaha, dan generasi muda untuk membahas inovasi dan masa depan pengelolaan zakat dan wakaf.

Kamaruddin mengatakan forum ini sebagai langkah strategis memaksimalkan potensi aset wakaf nasional. Melalui pilar inklusivitas, keberlanjutan, dan inovasi, gerakan ini berupaya memanfaatkan aset wakaf yang luas demi kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: BSI salurkan beasiswa bagi 172 anak

"Selain mendukung madrasah, gerakan ini juga mendorong pendirian rumah sakit, pemberian beasiswa, serta inisiatif wakaf hijau untuk pelestarian alam," katanya.

Pria yang juga menjabat sebagai Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam ini mengajak negara-negara dan organisasi internasional untuk bekerja sama dalam mengoptimalkan dampak wakaf secara global. Dengan teknologi digital, Gerakan Indonesia Berwakaf dapat memastikan pengelolaan wakaf yang transparan dan berkelanjutan demi masa depan yang lebih inklusif.

Baca juga: Indonesia bersama 43 negara berbagi pengalaman kelola Ziswaf

"Inovasi pengelolaan zakat dan wakaf, seperti wakaf korporasi dan wakaf saham, terus didorong agar relevan di dunia modern dengan peluang investasi yang semakin luas," kata dia.

Ia menyebut bahwa Indonesia memiliki 445.410 lokasi tanah wakaf, termasuk 36.240 madrasah, 1.100 kantor KUA, 220.000 masjid, dan 266.413 mushalla. Jumlah itu diprediksi masih akan bertambah mengingat banyak aset-aset yang belum disertifikasi.