Trump kembali janji akhiri konflik Ukraina-Rusia

id Janji Trump,konflik Timur Tengah,konflik Rusia Ukraina,trump,rusia,konflik

Trump kembali janji akhiri konflik Ukraina-Rusia

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan sudah saatnya konflik di Ukraina berakhir, dan sekali lagi berjanji untuk "bekerja sangat keras" guna menyelesaikan masalah tersebut. /ANTARA/foto-Anadolu/py

Washington (ANTARA) - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan sudah saatnya konflik Ukraina-Rusia berakhir, dan sekali lagi berjanji untuk "bekerja sangat keras" guna menyelesaikan masalah tersebut.

“Kami akan bekerja pada isu Timur Tengah, dan kami juga akan bekerja sangat keras terkait Rusia dan Ukraina. Ini harus dihentikan. (Konflik) Rusia dan Ukraina harus berakhir,” ujar Trump pada Kamis (14/11) dalam sebuah acara di America First Policy Institute di Mar-a-Lago Club, Florida.

Trump tidak mengungkapkan rincian rencananya. The Wall Street Journal melaporkan pekan lalu bahwa tim Trump telah mengajukan sejumlah rencana untuk membekukan konflik Ukraina, tetapi tidak ada yang disetujui.

Baca juga: Trump janji akhiri perang Rusia-Ukraina

Trump berulang kali mengkritik pendekatan pemerintahan yang akan berakhir, terhadap krisis ini selama kampanye presiden, dengan mengatakan bahwa dia akan mengakhiri konflik hanya dalam satu hari jika terpilih.

Pada Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan beberapa inisiatif untuk penyelesaian damai konflik di Ukraina.

Moskow akan segera menghentikan tembakan dan menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi setelah pasukan Ukraina ditarik dari wilayah yang menjadi bagian baru dari Rusia.

Selain itu, Kiev harus menyatakan pengunduran diri dari keinginan untuk bergabung dengan NATO serta melakukan demiliterisasi dan denazifikasi, serta menerima status non-blok dan non-nuklir.

Putin juga menyebutkan penghapusan sanksi terhadap Rusia.

Setelah pasukan Ukraina menyerang wilayah Kursk di Rusia pada bulan Agustus, Putin menyatakan bahwa negosiasi dengan Kiev bukanlah opsi yang memungkinkan.

Penasihat Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan bahwa usulan perdamaian dari Moskow masih berlaku, tetapi Rusia tidak akan berurusan dengan Ukraina saat ini.

Pemilihan presiden AS berlangsung pada 5 November. Kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, yang pernah menjabat sebagai presiden AS dari 2017 hingga 2021, dinyatakan sebagai pemenang oleh berbagai lembaga pemantau pemilu dan jaringan media terkemuka.

Kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, menyampaikan pidato kekalahan kepada para pendukungnya.

Pilpres AS akan dilanjutkan dengan Electoral College yang akan memberikan suara sesuai kehendak pemilih pada 17 Desember, dan Kongres yang baru akan mengesahkan hasil pemungutan suara pada 6 Januari. Pelantikan presiden akan berlangsung pada 20 Januari 2025.

Sumber: Sputnik-OANA