Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga November 2024 mencapai 182 kasus atau menurun bila dibandingkan dengan kasus DBD 2023 yang mencapai 230 kasus.
"Artinya ada penurunan kasus DBD pada 2024 ini sebanyak 21 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Tengah Lalu Putrawangsa di Lombok Tengah, Senin.
Ia mengatakan pada periode peralihan musim kemarau menuju musim hujan 2024-2025 ini belum ada kasus yang terjadi dan diharapkan pada Desember 2024 tidak ada kasus DBD.
"Jika melihat tren kasus dari tahun sebelumnya, DBD itu biasanya terjadi pada Januari hingga Maret atau saat puncak musim hujan," katanya.
Baca juga: Wilayah endemi DBD di Lombok Tengah difogging
Namun pihaknya tetap melakukan pencegahan sejak dini dengan membuat surat edaran kepada pemerintah desa maupun para kader posyandu dan Dinas Pendidikan untuk tetap waspada untuk melakukan pencegahan terhadap kasus DBD yang disebabkan melalui gigitan nyamuk.
"Menjaga kebersihan lingkungan itu harus tetap dilaksanakan agar tidak terkena DBD," katanya.
Baca juga: Pelajar di Lombok Tengah dilibatkan cegah DBD
Menurutnya, ketika ada kasus DBD tidak serta merta langsung melakukan fogging sesuai kehendak masyarakat. Sedangkan fogging dilakukan untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa bukan jentiknya.
Oleh karena itu, kata dia, diharapkan masyarakat melakukan pencegahan dini dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan Gerakan 3M yakni membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali sampah plastik yang memiliki potensi jadi perkembangbiakan nyamuk yang menularkan DBD.
"Program 3M itu harus tetap dilaksanakan masyarakat. Fogging itu langkah terakhir dalam penanganan kasus DBD yang terjadi," katanya.
Baca juga: Kasus DBD di Lombok Tengah meningkat
Baca juga: Dinkes Lombok Tengah menemukan lima kasus DBD