Dinkes Lombok Tengah menemukan lima kasus DBD

id Kasus DBD ,Lombok Tengah ,NTB

Dinkes Lombok Tengah menemukan lima kasus DBD

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB, Lalu Putrawangsa (ANTARA/Akhyar Rosidi)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan berdasarkan hasil identifikasi dan pemeriksaan, menjelang akhir tahun 2023, sebanyak lima orang warga di daerah itu suspek deman berdarah dengue (DBD).

"Kondisi semua pasien saat ini terus membaik, mereka masih dirawat di Puskesmas di Kecamatan Pujut," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Lalu Putrawangsa di Praya, Rabu.

Kasus DBD pada peralihan musim kemarau ke musim hujan di akhir 2023, terjadi di Desa Bangket Parak dan Desa Tanak Awu Kecamatan Pujut. Dari 30 orang yang dilakukan pemeriksaan di masing-masing desa, sebanyak tiga orang di Desa Bangket Parak dan dua orang di Desa Tanak Awu suspek DBD.

"Jadi, ada lima orang yang ditemukan suspek DBD menjelang akhir tahun 2023. Semoga Desember ini tidak ada lagi kasus yang muncul," katanya.

Berdasarkan data sementara angka kasus DBD di Lombok Tengah di bulan yang sama 2022 bila dibandingkan dengan 2023, ada peningkatan kasus sekitar 20 persen kenaikan.

"Pada 2022, sebanyak 98 kasus, bulan ini sudah mencapai 115 kasus. Padahal, belum masuk musim hujan bulan Desember 2023 hingga Maret 2024," katanya.

Ia mengatakan kasus DBD di Lombok Tengah mulai bergeser ke Kecamatan Pujut, yang sebelumnya didominasi Kecamatan Praya Timur pada tahun 2022 dan Kecamatan Batukliang pada tahun 2021.

"Bergeser ke wilayah timur, dari Kecamatan Batukliang, lalu Praya Timur dan sekarang Pujut. Ada 28 kasus DBD, yang sebelumnya hanya 18 kasus ditambah lima kasus," katanya.

Untuk mengantisipasi kenaikan kasus DBD, pihaknya memberikan pelatihan entomologi dan melaksanakan pengasapan di wilayah yang suspek DBD. Selain itu, pentingnya langkah pencegahan dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat, dapat dimulai dengan tindakan 3M, yakni menguras tempat penampungan air untuk menghilangkan jentik nyamuk, mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk, dan menutup rapat tempat penampungan air.

Baca juga: Dinkes Lombok Tengah melakukan fogging cegah DBD
Baca juga: Kemenkes sampaikan Wolbachia baik diterapkan di Indonesia


"Hindari gigitan nyamuk, dengan tidur memakai kelambu atau memakai obat nyamuk, serta meningkatkan kesadaran, ini penting dalam pola hidup bersih dan sehat," katanya.