Kader Jumantik DBD dari kalangan siswa dibentuk di Mataram

id Dinas Kesehatan,kader Jumantik DBD,SMPN 15 Mataram,Kota Mataram,jumantik siswa,DBD

Kader Jumantik DBD dari kalangan siswa dibentuk di Mataram

Edukasi pembentukan kader juru pemantau jentik (jumatik) demam berdarah dengue (DBD) di SMP Negeri 15 Mataram, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (6/5-2025). ANTARA/HO-Dinkes Mataram.

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, membentuk kader pemantau jentik (Jumantik) demam berdarah dengue (DBD) dari kalangan siswa SMPN 15 Mataram.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Selasa, mengatakan kegiatan pembentukan Jumantik dari kalangan siswa tersebut diawali dengan pemberian sosialisasi dan edukasi terkait DBD, pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Target kami, semua siswa bisa menjadi Jumantik minimal untuk rumah masing-masing. Syukur-syukur kalau siswa bisa menggerakkan masyarakat di lingkungannya," katanya.

Ia mengatakan pembentukan kader Jumantik tersebut sebagai upaya menurunkan angka DBD di Kota Mataram, melalui program sekolah sehat.

Baca juga: Gerakan berantas sarang nyamuk digencarkan di Mataram

Para siswa juga diminta untuk membuat laporan rutin tentang PSN yang dilakukan melalui WhatsApp grup dengan pendampingan dari programmer DBD Dinkes dan puskesmas.

Emirald bahkan sudah minta komitmen dari kepala sekolah untuk mewajibkan siswa membuat laporan rutin kegiatannya.

"Hal tersebut juga sudah kami bicarakan langsung dengan Kepala Dinas Pendidikan dan memberikan sambutan positif, termasuk Kepala Sekolah SMPN 15 juga sangat antusias," katanya.

Baca juga: Tiga orang meninggal akibat DBD di Mataram

Pembentukan kader Jumantik DBD dari kalangan siswa itu dilaksanakan sebagai bagian inovasi program pencegahan kasus DBD, bukan karena adanya peningkatan kasus DBD.

Inovasi kader Jumantik dari kalangan siswa mengubah pola penanganan ketika ada kasus menjadi upaya pencegahan dan antisipasi sebelum ada kasus.

Data Dinas Kesehatan Kota Mataram mencatat kasus DBD di Kota Mataram secara kumulatif dari Januari-Minggu pertama Mei 2025, sekitar 150-an kasus.

"Dari 150-an kasus itu belum ada yang meninggal dan semoga tidak pernah ada," katanya.

Baca juga: Sebanyak 500 lebih kasus DBD di Mataram

Setelah kader Jumantik DBD tersebut, lanjutnya, program sekolah sehat akan dilanjutkan dengan program kader pencegahan pernikahan dini, kader sehat jiwa, dan lainnya.

"SMPN 15 Mataram menjadi percontohan pelaksanaan program sekolah sehat. Jika program tersebut berjalan baik, maka program serupa juga dilaksanakan di sekolah-sekolah lainnya," katanya.

Baca juga: Puskesmas di Mataram diminta aktifkan PSN setelah hujan