Warga Mataram diminta waspadai DBD dampak anomali cuaca

id Dinas Kesehatan,Kota Mataram,kasus DBD,warga mataram,anomali cuaca

Warga Mataram diminta waspadai DBD dampak anomali cuaca

Tim dari Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan pemantauan jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di Pagutan Barat, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Dokumen Pribadi.

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga agar mewaspadai potensi kasus demam berdarah dengue (DBD) sebagai dampak anomali cuaca yang terjadi saat ini.

"Anomali cuaca (hujan-panas) berpotensi menimbulkan genangan air dan memicu munculnya jentik nyamuk," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan, di Mataram, Senin.

Ia mengatakan, anomali cuaca sekarang ini harus segera disikapi dengan melakukan pembersihan genangan air setelah terjadi hujan agar tidak memunculkan jentik nyamuk.

"Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setelah terjadi hujan, sebagai partisipasi masyarakat dalam upaya menekan kasus DBD di Kota Mataram," ujarnya.

Baca juga: Kader Jumantik DBD dari kalangan siswa dibentuk di Mataram

Secara kumulatif, kata Emirald, kasus DBD di Kota Mataram pada periode Januari-Mei 2025 tercatat sebanyak 308 kasus dan tidak ada kasus kematian.

"Jika melihat jumlah kasus tersebut, dibandingkan dengan kasus tahun 2024, memang jauh lebih rendah sebab pada tahun 2024 kasus DBD pada periode yang sama di atas angka 350 kasus," katanya.

Meskipun demikian, pihaknya tidak ingin terlena dengan data penurunan kasus tersebut, sehingga kegiatan PSN 4 plus dan fogging (pengasapan) harus tetap digencarkan.

Baca juga: Gerakan berantas sarang nyamuk digencarkan di Mataram

Empat plus yang dimaksud meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan memantau jentik secara berkala.

Selain menggencarkan gerakan PSN 4 plus, Dinkes juga sudah membuat pemetaan daerah-daerah berisiko tinggi atau masuk kategori zona merah sesuai dengan wilayah kerja 11 puskesmas se-Kota Mataram.

"Dari kasus DBD, tercatat rata-rata wilayah timur yakni di Kecamatan Cakranegara dan Sandubaya masih tergolong tinggi," katanya.

Kondisi itu dipicu antara lain kondisi wilayah masih banyak memiliki gudang barang-barang baik barang baru maupun barang bekas karena berkaitan dengan pusat ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu, kondisi sampah juga mempengaruhi.

"Oleh karena itu, ayo terapkan pola hidup sehat dan lakukan PSN 4 plus," katanya.

Baca juga: Tiga orang meninggal akibat DBD di Mataram
Baca juga: Sebanyak 500 lebih kasus DBD di Mataram

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.