Pembangunan silo di NTB untuk perkuat ketahanan pangan

id silo,jagung ntb,beras lombok,ketahanan pangan,nusa tenggara barat,pemprov ntb

Pembangunan silo di NTB untuk perkuat ketahanan pangan

Sejumlah petani menanam padi pada sebuah lahan persawahan yang terletak di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Sugiharto Purnama

Mataram, NTB (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berupaya memperkuat ketahanan pangan dengan mendorong pembangunan silo untuk menyimpan jagung dan padi secara massal.

"Silo bukan hanya infrastruktur, tetapi fondasi bagi kesejahteraan petani Nusa Tenggara Barat," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB Eva Dewiyani dalam keterangan di Mataram, NTB, Selasa.

Eva menuturkan pembangunan silo menjadi solusi atas keterbatasan fasilitas penyimpanan gabah dan jagung di Nusa Tenggara Barat yang selama ini berdampak terhadap fluktuasi harga dan rendahnya daya serap hasil panen petani.

Untuk itu, Pemerintah NTB bersama investor dari Turki dan Bulog berencana menjalin kemitraan dalam proyek strategis membangun fasilitas silo.

"Sinergi lintas organisasi perangkat daerah dan komitmen diperlukan untuk eksekusi cepat dan tepat," ujar Eva.

Baca juga: Gubernur NTB Iqbal minta pemda siapkan gudang penampungan jagung

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024, Nusa Tenggara Barat menghasilkan jagung pipilan kering sebanyak 1,21 juta ton dari luas lahan panen mencapai 173,76 ribu hektare.

Sedangkan, hasil produksi berupa gabah kering giling sebanyak 1,45 juta ton dari luas tanam padi 282 ribu hektare.

Pemerintah NTB menyiapkan beberapa langkah strategis untuk pembangunan fasilitas silo mulai dari finalisasi feasibility study oleh investor bersama Bappeda, identifikasi dan penyediaan lahan oleh Dinas PUPR dan BPKAD, penyusunan dokumen kerjasama investasi oleh DPMPTSP dan Biro Hukum.

Baca juga: Bulog sewa gudang kapasitas 1.500 ton untuk serap jagung di Dompu

Kemudian, koordinasi teknis dengan Bulog dan Kementerian Pertanian, serta penyesuaian tata ruang dan lingkungan oleh DLHK dan Bappeda.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi NTB Lalu Muhammad Faozal menyoroti pentingnya kejelasan rantai pasok dan distribusi dalam proyek pembangunan silo.

Dia mengingatkan petani kecil membutuhkan hasil penjualan yang langsung, sehingga sistem pengumpulan dan distribusi hasil panen perlu dirancang matang agar tidak menyulitkan petani.

Baca juga: Bupati Dompu ancam tutup gudang jagung tak penuhi standar keamanan
Baca juga: BPS NTB ingatkan Bulog untuk keluarkan 51 ribu ton jagung

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.