Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Provinsi NTB pada akhir Januari 2025.
"Saat ini wilayah NTB masih dalam periode puncak musim hujan," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Ni Made Adi dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Selasa.
Pada dasarian III Januari 2025 (21-31 Januari 2025) terdapat peluang curah hujan >100 milimeter/dasarian di sebagian besar wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan probabilitas 50-90 persen.
Baca juga: Warga NTB diminta waspadai potensi curah hujan tinggi
Sehingga terdapat pula peluang curah hujan >150 milimeter/dasarian yang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Bima, sebagian kecil wilayah Kabupaten Sumbawa, sebagian Kabupaten Lombok Utara, dan Kabupaten Lombok Timur bagian utara dengan probabilitas 40- 90 persen.
"Adanya potensi hujan yang cukup signifikan pada 10 hari mendatang, masyarakat diimbau agar berhati-hati ketika di luar rumah serta diharapkan tidak membuang sampah pada saluran air dan membersihkan drainase untuk mengantisipasi terjadinya luapan air saat hujan," katanya.
Ia mengatakan hasil monitoring indeks IOD dan ENSO dasarian terakhir, menunjukkan indeks IOD berada pada kategori negatif dengan indeks IOD -0.74.
Baca juga: Waspada!! Cuaca ekstrem di NTB berpotensi terjadi hingga sepekan ke depan
Sementara itu anomali SST di Nino3.4 berada pada indeks -0.77. IOD negatif diprediksi akan kembali ke fase IOD netral pada Februari 2025 dan berlanjut hingga pertengahan tahun 2025.
Sementara ENSO dengan kategori La Nina lemah diprediksi berlangsung hingga periode April-Mei-Juni 2025. Pada dasarian II Januari 2025 angin baratan mendominasi seluruh wilayah Indonesia. Angin baratan diprediksi tetap konsisten di wilayah Indonesia dan terus menguat hingga Maret 2025.
Saat ini MJO diprediksi aktif di Fase II dan III (sekitar wilayah Samudra Hindia) dan gelombang ini bergerak aktif menuju wilayah maritim Indonesia pada pertengahan dasarian III Januari 2025.
"Aktifnya gelombang atmosfer berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan," katanya.
Baca juga: Sebanyak 4.088 KK, ribuan hektare lahan pertanian hingga kantor Bupati Bima terdampak banjirBaca juga: Bima di kepung banjir
Baca juga: Seorang warga Dompu hilang terseret arus banjir
Baca juga: Banjir di Dompu, lalu lintas menuju dua kecamatan terputus
Baca juga: Gubernur terpilih Iqbal: Butuh solusi permanen atasi banjir di Kota Bima