"Satu orang hari ini adalah pelaku sejarah yang akan tercatat di dunia melalui "Guinness World Records" (GWR) di London," katanya saat akan memulai kegiatan pemecahan rekor dunia selam untuk kategori rangkaian manusia terpanjang di bawah air, di Manado, Kamis.
Ia mengatakan acara seperti ini mungkin hanya akan terjadi satu kali seumur hidup. Untuk itu, para peserta hari ini harus bangga.
Sebab, masih banyak penyelam lain yang ingin berpartisipasi pada acara ini, namun tidak bisa ikut karena waktu pendaftaran sudah habis dan fasilitas tidak mencukupi.
Saya harapkan setiap peserta merasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Peserta untuk benar-benar bertanggung jawab keberhasilan acara ini.
Ia mengimbau agar nantinya peserta bisa sukses mencatatkan sejarah baru ini. Satu kuncinya adalah berpegangan tangan tidak putus. Sebagai peserta benar-benar harus bertanggung jawab dengan keberhasilan hari ini.
"Cukup berpegangan tangan antara kiri dan kanan bersama temannya. Satu orang saja gagal dalam berpegangan tangan, gagal pekerjaan kita selama ini, gagal semua ratusan orang yang hadir hari ini, dan gagal lah bangsa Indonesia yang akan banggakan Republik Indonesia di kancah internasional," seru Ibu Tri.
Oleh karenanya, dia menyarankan agar seluruh peserta fokus dan berkonsentrasi dengan tugas masing-masing bergandengan tangan kiri, kanan dengan temannya. "Mari kita sama-sama berjuang untuk bangsa Indonesia dengan cara lain. Mari kita catatkan nama Indonesia di dunia melalui pemecahan rekor dunia rangkai manusia terpanjang di dunia," katanya.
Kegiatan pemecahan rekor dunia rangkaian manusia terbanyak di bawah air yang dilaksanakan di Pantai Manado Kawasan Megamas itu diikuti sekitar 578 peserta.
Rekor Human Chain GWR sebelumnya dipegang Amerika Serikat tahun 2018, sebanyak 386 penyelam.*