Syiar Islam - Pengalaman berdakwah di kaki Gunung Tambora (1)

id Syiar Islam,UMMat

Syiar Islam - Pengalaman berdakwah di kaki Gunung Tambora (1)

(Foto: Latif)

Mataram (ANTARA) - Tepatnya hari  Kamis tanggal 25 Mei 2017 silam, hatiku diselimuti rasa bahagia dan rindu yang mencekam, bagaimana tidak.

Bulan mulia yang dinantikan kaum muslimin akan tiba menawarkan benih-benih pahala dan ampunan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan di dalamnya, pancaran senyum bahagia nan elok kaum muslimin terpancar dalam rautan wajah mereka menyambut bulan Ramadhan yang agung esok hari.

Namun ada yang berbeda di bulan Ramadhan tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tahun lalu biasanya diriku menyambut bulan Ramadhan bersama keluargaku tercinta dikampung halaman.

Di tahun ini diriku tertantang dengan tugas akhirku di salah satu Pendidikan Bahasa Arab ternama di Mataram Mahad Khalid Bin Al-Walid Univerisitas Muhammadiyah Mataram (UMMat) untuk berdakwah selama bulan
Ramadhan di pelosok Dompu, tepatnya di Desa Rasa Bou, Kecamatan Hu’u berdekatan dengan Pantai Lakey yang menjadi pusat destinasi wisatawan lokal
maupun mancanegara.

Koordinator dakwah Mahad Khalid Bin Al-Walid menunjuk 3 orang yang diutus untuk mengemban tugas dakwah di sana, teman-temanku yang sejalur dengan kami menumpangi bus yang sama, ada yang pergi ke pelosok Bima dan bahkan sampai ke
pelosok timurnya Indonesia.

Di atas bus kami saling mentadaburi nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, lautan yang biru, gunung yang menjulang tinggi dengan pematangan sawah yang hijau nan subur, langit yang tinggi dan gulirkanNya siang dan malam sebagai tanda kekuasaan yang agung yang tidak dapat dihitung dengan peralatan secanggih-
apapun saatini “YaRabb betapabesar nikmat yang engkau berikan kepada hamba-hambamu yang fakir ini.





Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orangyang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (serayaberkata):“YaRabbkami,
tiadalah Engkau menciptakan inidengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.[Ali‘Imran/3:190-191].

Tepatnya pukul 15.00 WITA, rombongan kami yang bertugas di Dompu tibadi Terminal Ginte, akupun segera menelpon Ustaz Mahirudin salah satu Da’i AMCF (Asian Muslim Charity Foundation). Da’i yang mengikuti program satu tahun dan sudah menetap di sana. Setelah beberapa kali menelpon, beliaupun langsung bergegas menjemput kami di terminal.

Keesokan harinya, Ustaz Mahirudin menentukan lokasi dakwah, aku ditempatkan di Desa Rasa Bou Kecamatan Hu’u.

Sesampai di lokasi, aku disambut dengan istimewa oleh orang-orang di sana dan ditempatkan di rumah salah satu warga selama bulan Ramadhan.

Mulailah tugas mulia ini, 
untuk mengajarkan anak-anak mereka membaca Al Quran dan ilmu agama.

(Bersambung)