NTB menolak program mina padi akibat kekeringan ekstrem

id Mina Padi,NTB,Kekeringan Ekstrem,ikan air tawar

NTB menolak program mina padi akibat kekeringan ekstrem

Dokumen - Penebaran benih ikan nila di sawah yang ditanami padi. (Foto DKP Lombok Barat)

Mataram (ANTARA) - Kelompok masyarakat pembudidaya ikan air tawar di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, menolak tawaran bantuan program Mina Padi dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat, karena faktor kekeringan ekstrem.

"Harusnya bulan ini sudah mulai tebar benih ikan. Tapi karena kondisi kemarau ekstrem, pasokan air berkurang. Itu yang menjadi kekhawatiran," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB, Sasi Rustandi, di Mataram, Senin.

Mina padi adalah suatu bentuk usaha tani gabungan (combined farming) yang memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budi daya yang memaksimalkan hasil tanah sawah.

Rencananya, kata dia, bantuan yang akan diberikan berupa ratusan ekor benih ikan air tawar untuk lahan mina padi seluas tujuh hektare. Selain itu, bantuan peralatan produksi, dan konstruksi budi daya mina padi.

"Nilai bantuan yang akan diberikan mencapai ratusan juta, mulai dari benih hingga sarana dan prasarana produksi. Belum termasuk pendampingan," ujar Sasi.

Dia mengakui bahwa NTB saat ini mengalami kondisi kekeringan ekstrem. Hal itu menyebabkan suplai air untuk sawah irigasi berkurang.

Kondisi tersebut diperparah dengan hilangnya sumber mata air akibat penebangan hutan yang masih relatif marak di semua kabupaten.

Ia menambahkan upaya untuk menjaga kelestarian sumber air untuk kegiatan pertanian dan perikanan terus menjadi perhatian bersama, khususnya dinas dan instansi vertikal yang menangani masalah pengairan dan lingkungan hidup.

"Kondisi pasokan air tawar yang terus menipis menjadi kekhawatiran kami juga di sektor perikanan. Tentu itu bisa menjadi ancaman bagi aktivitas budi daya air tawar, termasuk mina padi," ucapnya.

Kondisi kekeringan ekstrem, kata dia, juga mempengaruhi pasokan ikan air tawar ke pasaran. Sebab, petani pembudidaya kesulitan untuk mengairi kolam atau tambak ikannya.

Pembudidaya juga dihadapkan pada kenaikan harga pakan ikan air tawar sehingga biaya produksi yang harus dikeluarkan menjadi lebih tinggi.

"Kalau biaya produksi makin meningkat tentu harga ikan air tawar di pasaran juga semakin mahal. Itu sudah hukum pasar," kata Sasi.