Situs arkeologi di Jayapura dikembangkan jadi destinasi PON XX

id Situs arkeologi di Jayapura dikembangkan sebagai destinasi PON XX

Situs arkeologi di Jayapura dikembangkan jadi destinasi PON XX

Peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto (kiri) saat memaparkan soal situs arkeologi di Kabupaten Jayapura yang layak dikembangkan sebagai destinasi wisata pada PON XX saat seminar penelitian Arkeologi Terbaik se-Indonesia tahun 2019 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta pada Jumat pekan lalu. (ANTARA /HO-Herawati Sudoyo-Eijkman Institute)

Jayapura (ANTARA) - Sejumlah situs arkeologi di Kabupaten Jayapura, Papua disebutkan bisa dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata saat pelaksanaan PON XX pada 2020 di Bumi Cenderawasih.

peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto  ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Selasa, malam mengatakan. Kabupaten Jayapura banyak situs arkeologi dan ini bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata dan ikon pariwisata pada saat PON XX nanti.

Alumnus Universitas Udayana Bali itu juga mengatakan gagasan ini sudah dikemukakan dalam presentasi seminar penelitian Arkeologi Terbaik se-Indonesia tahun 2019 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta pada Jumat pekan lalu.

"Dalam presentasi tersebut, saya memaparkan bahwa Danau Sentani di Kabupaten Jayapura kaya akan situs arkeologi terutama situs megalitik. Situs-situs arkeologi ini dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata bagi peserta PON 2020," katanya.

Situs-situs ini, kata dia, antara lain Situs Koning U Nibie dengan temuan lumpang batu, Situs Dondai dengan temuan menhir dan papan batu, Situs Warakho dengan tinggalan arkeologi berupa papan batu.

"Selain itu, hasil penelitian arkeologi tahun sebelumnya yaitu situs lumpang batu di Kampung Ayapo, Situs Megalitik Tutari, Situs Yomokho, juga berpotensi sebagai destinasi wisata, tinggal mengemasnya lebih baik lagi, yaitu dengan memperbaiki fasilitas-fasilitas pendukung seperti toilet, pemasangan papan informasi situs, serta pelatihan bagi penjaga situs atau pemandu," katanya.

Menurut dia, semua pihak harus bekerjasama dan saling mendukung, baik dinas terkait, tokoh adat, tokoh masyarakat dan pemilik tanah ulayat situs.

"Masyarakat sekitar situs juga perlu dilibatkan yaitu dengan menggali potensi ekonomi kreatif setempat seperti kerajinan noken, lukisan kulit kayu, kerajinan miniatur perahu tradisional Sentani, kerajinan ukiran Sentani, serta kuliner tradisional Sentani," kata Hari.