Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pelaksanaan MotoGP berdampak terhadap peningkatan laju pertumbuhan indeks pembangunan manusia (IPM) di Nusa Tenggara Barat dari 71,65 pada 2022 menjadi 72,37 pada 2023.

"IPM NTB sekarang sudah pada posisi yang cukup lumayan 72,37 poin. IPM NTB sudah mulai masuk pada IPM yang sedang, tetapi tinggi," kata kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin dalam konferensi pers kinerja fiskal dan ekonomi di Bukit 360 Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Rabu.

Wahyudin menjelaskan bahwa peningkatan IPM akibat MotoGP itu secara spesifik bisa dilihat dari naiknya IPM Lombok Tengah dari 69,57 pada 2022 menjadi 70,41 pada 2023.

Penentuan IPM dilihat dari tiga aspek, yakni kesehatan yang diukur dari umur harapan hidup, pendidikan dari rata-rata lama sekolah juga harapan lama sekolah, dan standar hidup layak dari pengeluaran per kapita per tahun.

Baca juga: BPS sebut IPM NTB di 2023 naik menjadi 72,37

Umur harapan hidup saat lahir di Nusa Tenggara Barat pada 2023 berada pada angka 72,02 tahun, naik 0,36 tahun dibandingkan dengan tahun 2022. Di Lombok Tengah, umur harapan hidup naik 0,37 tahun dibandingkan tahun sebelumnya dan berada pada angka 71,39 tahun pada 2023.

Rata-rata lama sekolah di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2023 adalah 7,74 tahun, naik 0,13 tahun dari tahun 2022. Sementara itu, di Lombok Tengah naik 0,17 tahun dari tahun sebelumnya dan mencapai 6,61 tahun pada 2023.

Untuk harapan lama sekolah, Nusa Tenggara Barat mencatat angka 13,97 tahun pada 2023, bertambah 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Lombok Tengah juga menunjukkan kenaikan yang sama dari 13,86 tahun pada 2022 menjadi 13,87 tahun pada 2023.

Baca juga: Indeks pembangunan manusia Mataram tertinggi di NTB

Pengeluaran per kapita naik Rp414 ribu pada 2023, yaitu Rp11,10 juta dan Rp10,68 juta pada 2022. Pengeluaran per kapita di Lombok Tengah juga mengalami peningkatan dari Rp10,47 juta pada 2022 menjadi Rp10,95 juta pada 2023, naik sebesar Rp478 ribu.

Wahyudin mengungkapkan dari beberapa tolak ukur IPM, hanya usia harapan hidup dan rata-rata lama sekolah yang masih berada di bawah.

"Yang masih cukup rendah itu adalah usia harapan hidup dan juga rata-rata lama sekolah, kalau pengeluaran per kapita dan jumlah harapan lama sekolah kita sudah lumayan,” pungkasnya.

Baca juga: Wagub NTB ajak para ibu tingkatkan IPM
Baca juga: Pemprov NTB targetkan tingkatkan IPM

Pewarta : Sugiharto Purnama dan Nurmita
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024