Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi tahun ke tahun atau year on year sebesar 2,51 persen pada Juni 2025 merupakan level inflasi tertinggi yang terjadi selama setahun terakhir di Nusa Tenggara Barat.
"Dari Juni 2024 sampai Juni 2025, inflasi yang terjadi secara year on year di tahun 2025 bulan Juni adalah yang tertinggi," kata Kepala BPS NTB Wahyudin di Mataram, Selasa.
Pada Juni 2024, angka inflasi tahunan di Nusa Tenggara Barat hanya sebesar 2,12 persen dan terus menurun hingga ke level terendah deflasi minus 0,01 persen pada Februari 2025.
Sebulan kemudian pada Maret 2025, inflasi melesat tinggi dari sebelumnya minus menjadi 1,15 persen. Sejak saat itu hingga Juni 2025, laju inflasi terus menanjak menyentuh level tertinggi 2,51 persen.
Baca juga: Kenaikan harga pangan dan tarif angkutan udara picu inflasi di NTB
Wahyudin menjelaskan kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 3,36 persen memberikan andil besar terhadap angka inflasi tahunan hingga mencapai 1,23 persen.
"Inflasi 2,51 persen pada Juni 2025 setengahnya disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau," ujar Wahyudin.
Lebih lanjut dia menyampaikan kelompok pengeluaran kedua yang punya andil besar terhadap inflasi tahunan adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok pengeluaran itu mengalami inflasi 12,30 persen dan andil sebesar 0,72 persen.
Meski kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya punya inflasi sangat tinggi, namun bobotnya yang kecil terhadap ekonomi Nusa Tenggara Barat membuat kelompok tersebut hanya punya andil 0,72 persen terhadap angka inflasi tahunan.
"Sebaliknya walau kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki inflasi yang tidak terlalu tinggi, tetapi bisa memberikan andil cukup besar karena bobot dari kelompok itu cukup tinggi dan besar," pungkas Wahyudin.
Baca juga: Inflasi Kota Bima tertinggi di NTB pada April 2025
Analis Kebijakan Ekonomi Sekretariat Daerah Provinsi NTB Nana Oktutiana mengatakan inflasi tahunan 2,51 persen menjadi peringatan keras bagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Nusa Tenggara Barat untuk segera mengambil langkah antisipasi dalam mengatasi gejolak harga komoditas di pasaran.
Dia menuturkan masih ada enam bulan lagi (Juli-Desember) yang harus dilalui dengan kondisi musim kemarau dan acara-acara besar di Nusa Tenggara Barat.
"Ada beberapa faktor yang bisa membuat angka inflasi naik, seperti MotoGP. Kami segera berkoordinasi dengan TPID kabupaten/kota," pungkas Nana.
Baca juga: NTB mengalami inflasi 0,69 persen pada April 2025
NTB sentuh inflasi tertinggi dalam setahun terakhir
Kepala BPS NTB Wahyudin memaparkan tentang keadaan ketenagakerjaan daerah di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (5/5/2025). (ANTARA/Sugiharto Purnama)
Kepala BPS NTB Wahyudin memaparkan tentang keadaan ketenagakerjaan daerah di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (5/5/2025). (ANTARA/Sugiharto Purnama)