Starbucks tutup banyak kafe di AS, Kanada mencegah penyebaran corona

id virus corona,corona,COVID-19,corona di Amerika Serikat,corona di California,corona di New York,social distancing,jaga ja

Starbucks tutup banyak kafe di AS, Kanada mencegah penyebaran corona

Ilustrasi pekerja di gerai Starbucks (REUTERS/David Ryder/File Photo)

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan produsen dan rantai kedai kopi asal Amerika, Starbucks Corp, pada Jumat menyampaikan akan menutup sebagian besar kafe yang dioperasikan di seluruh Amerika utara selama dua pekan dan membatasi layanannya hanya untuk drive-through.

Hal itu dilakukan Starbucks untuk membantu menahan penyebaran virus corona yang sangat menular.

"Mari hadapi kenyataan. Kopi latte bukan sesuatu yang 'sangat penting. Namun, pada saat krisis, pemerintah meminta gerai makanan dan minuman yang aman untuk tetap buka jika memungkinkan untuk layanan ambil, drive through, atau pengiriman," kata Rossann Williams, presiden direktur Starbucks untuk bisnis di AS dan Kanada.

Pengecualian untuk kebijakan penutupan kafe itu akan diberikan untuk kafe-kafe yang melayani di atau sekitar rumah sakit dan pusat perawatan kesehatan, kata Williams.

Starbucks, yang memiliki hampir semua gerai kopinya di AS, mengatakan mitra lisensinya akan membuat keputusan masing-masing tentang apakah akan menutup toko mereka atau tidak. Namun, Starbucks mengatakan akan membayar semua mitra toko selama 30 hari ke depan, terlepas dari keputusan itu.

Langkah penutupan kafe oleh perusahaan rantai kedai kopi terbesar di dunia itu dilakukan untuk meningkatkan dukungan bagi gerakan menjaga jarak sosial.

Starbucks juga memperluas penutupan kafe-kafe di area luar universitas, mal, dan daerah berisiko tinggi yang diumumkannya beberapa hari lalu.

Ketika virus corona menyebar dengan cepat di seluruh Amerika Serikat, pemilik bisnis menutup kafe dan restoran mereka atau mengalihkan layanan terbatas untuk pengiriman dan dibawa pulang.

Negara bagian New York, Illinois dan Connecticut pada Jumat (20/3) semuanya mengikuti California mengarahkan penduduk untuk tinggal di rumah dalam langkah menerapkan gerakan luas menjaga jarak sosial yang selama ini belum diterapkan di ketiga negara bagian AS itu.

Pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berdampak pada lebih dari 75 juta orang, atau hampir seperempat dari populasi AS, telah membuat sebagian besar tempat kerja tutup dan mengharuskan penduduk untuk tetap di dalam rumah kecuali untuk perjalanan ke toko bahan makanan, apotek, pom bensin dan "urusan penting" lainnya.

Virus corona telah menginfeksi hampir 14.400 orang di seluruh wilayah AS dengan jumlah kematian saat ini lebih dari 200.