Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Tengah, kembali menyoroti beberapa kondisi ruas jalan yang ada di jalan pariwisata yang kondisinya sangat memperihatinkan dan membutuhkan penanganan yang segera. Ironisnya, banyak kondisi jalan yang sudah lama tidak kunjung mendapat perhatian.
Anggota DPRD Lombok Tengah, Nursa’i di Praya, Rabu kembali menyuarakan ruas jalan pariwisata yang menghubungkan Desa Selong Belanak Kecamatan Praya Barat menuju Desa Batu Jangkih Kecamatan Praya Barat Daya. Dimana, ruas jalan tersebut hingga saat ini belum pernah tersentuh oleh Pemda Lombok Tengah. Baik untuk pemeliharaan maupun perbaikan dan pelebaran.
“Padahal sejak dikerjakan pada tahun 2008 lalu hingga saat ini, ruas jalan ini tidak pernah tersentuh sama sekali. Masih saja seperti ini, tanpa ada perubahan. Padahal potensi jalan ini sangat besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” katanya.
Ia mengatakan, bahwa pembangunan sektor pariwisata di bagian selatan saat ini terus dikembangkan. Bahkan, pembangunannya sangat drastis. Sehingga kondisi ruas jalan tersebut harus segera ditata dan diperbaiki. Khususnya ruas jalan yang ada di Dusun Keling menuju Pandan Tinggang.
“Seharusnya, hal ini harus menjadi perhatian serius Pemda. Karena jika kondisi jalan sudah bagus dan mentereng, secara otomatis kenyamanan pengunjung akan terpenuhi,” katanya.
Selama ini Pemda terkesan acuh dan menganaktirikan keberadaan ruas jalan tersebut. Padahal, kawasan Selong Belanak hingga Batu Jangkih ini juga potensinya sangat besar. Bahkan tidak kalah dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Desa Kuta. Sehingga, ia meminta pemerintah segera menjadikan ruas jalan tersebut, sebagai prioritas utama kedepannya.
“Angka kunjungan wisatawan disini sangat tinggi. Baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Jadi sewajarnya tuntutan masyarakat ini diperhatikan dengan serius,” katanya.
Ia menegaskan bahwa kondisi jalan selain sempit, namun ruas jalan itu juga sudah berlubang. Terlebih, ketika memasuki musim hujan, akses penunjang pariwisata dan perekonomian masyarakat ini ibarat jalan dusun, padahal statusnya jalan kabupaten. Takutnya, semakin dibiarkan berlarut-larut, kondisinya semakin parah dan tidak bisa digunakan.
“Ruas jalan ini lebarnya cuma 3 meter saja. Jadi sangat tidak layak sekali. Ini kan salah satu jalur pariwisata menuju kawasan penyangga. Jadi kami berharap, jangan hanya ruas jalan KEK saja yang diperhatikan. Tapi kawasan penyangga juga harus. Demi terciptanya pembanguan infrastruktur secara merata,” katanya. (*)