PENURUNAN HARGA GABAH DI NTB PENGARUHI NTP

id

     Mataram, 2/4 (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat H Soegarenda mengatakan, penurunan harga gabah mempengaruhi nilai tukar petani di daerah itu.

     Harga gabah kering panen pada Maret 2012 rata-rata 3.500/kilogram, turun dibandingkan keadaan pada Februari di kisaran Rp4.500/kilogram. Meski turun, harga gabah yang diterima petani masih berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) Rp3.300/kilogram, katanya di Mataram, Senin.

     Nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Maret 2012 sebesar 95,22 persen atau turun 0,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya 95,83 persen.

     Penurunan itu disebabkan tingkat penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,88 persen atau lebih besar dibandingkan dengan tingkat penurunan indeks harga yang dibayar petani 0,25 persen.

     Menurut Soegarenda, subsektor yang paling mempengaruhi penurunan nilai tukar petani NTB pada Maret 2012 adalah subsektor tanaman padi dan palawija.

     Subsektor tersebut mengalami penurunan sebesar 1,69 persen. Hal itu sebagai dampak turunya harga padi, jagung pipilan dan kacang kedelai.

     Indeks harga yang diterima petani padi turun 2,78 persen, sedangkan palawija turun 0,66 persen, ujarnya.

     Sementara empat subsektor pertanian lainnya, kata dia, mengalami peningkatan nilai tukar, yakni subsektor hortikultura sebesar 0,70 persen yang disebabkan naiknya harga cabai.

     Subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,34 persen karena naiknya harga beberapa jenis ikan laut, seperti ikan ekor kuning, kakap, kembung dan ikan layur.

     Untuk subsektor peternakan, mengalami peningkatan nilai tukar r 0,32 persen karena adanya kenaikan harga ayam dan telur. Subsektor perkebunan rakyat mengalami peningkatan nilai tukar 0,32 persen karena penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,15 persen lebih kecil dibandingkan dengan tingkat penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,47 persen.

     Soegarenda menyebutkan, dari 32 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP pada Maret 2012 terhadap NTP pada Februari 2012, terjadi kenaikan di sembilan provinsi dan penurunan di 21 provinsi serta dua provinsi tidak mengalami perubahan, yakni Provinsi Sumatera Selatan dan Papua.

     Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat, sebesar 1,12 persen, sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,86 persen. Sementara posisi nilai tukar petani di NTB hingga saat ini masih berada di posisi 31 dari 32 provinsi yang dihitung, kecuali DKI Jakarta. (*)