New York (ANTARA) - Harga minyak turun sekitar dua persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena pengetatan kebijakan agresif oleh Federal Reserve AS mengangkat dolar lebih kuat dan meningkatkan kekhawatiran resesi global yang akan menghambat permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember kehilangan 1,83 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi menetap di 88,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari jatuh 1,49 dolar AS atau hampir 1,6 persen, menjadi ditutup di 94,67 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Bank sentral AS pada Rabu (2/11/2022) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin untuk pertemuan keempat berturut-turut, mengingat inflasi masih berjalan pada level tertinggi selama beberapa dekade. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan "sangat prematur" untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga.
Itu mengirim dolar lebih tinggi pada Kamis (3/11/2022), dengan Powell menunjukkan bahwa suku bunga AS kemungkinan akan mencapai puncaknya di atas ekspektasi investor saat ini. Pedagang menjadi takut bahwa kampanye kenaikan suku bunga Fed yang agresif akan mendorong ekonomi ke dalam resesi, sehingga merugikan permintaan energi.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melonjak 1,4 persen menjadi 112,9260 pada akhir perdagangan Kamis (3/11/2022), didorong oleh sikap hawkish Fed. Harga minyak biasanya berbanding terbalik dengan harga dolar AS.
"Minyak sedang berjuang melawan prospek ekonomi global yang melemah dan dolar yang melonjak. Tampaknya pendorong bearish ini tidak akan mereda dalam waktu dekat," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.
Baca juga: Minyak naik karena persediaan AS turun
Baca juga: Harga minyak merosot karena kenaikan produksi AS
Namun demikian, penurunan harga minyak lebih lanjut dibatasi oleh kekhawatiran atas pasokan yang ketat. Embargo Uni Eropa (UE) terhadap minyak Rusia atas invasinya ke Ukraina akan dimulai pada 5 Desember dan akan diikuti dengan penghentian impor produk minyak pada Februari.
Produksi yang lebih rendah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga memberikan dukungan harga. OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, memutuskan pada awal Oktober untuk memangkas produksi yang ditargetkan sebesar 2 juta barel per hari mulai bulan ini.
Berita Terkait
Cabai rawit turun Rp3.230 jadi Rp42.270 per kg
Rabu, 9 Oktober 2024 7:54
Menteri ESDM Bahlil harap harga minyak dunia tak terkoreksi sebab berimbas ke APBN
Selasa, 8 Oktober 2024 7:11
Harga pangan hari ini, minyak goreng stabil Rp18.110 per kg
Senin, 7 Oktober 2024 8:59
Harga CPO naik dipengaruhi peningkatan permintaan dari India
Rabu, 2 Oktober 2024 18:50
Harga pangan hari ini mayoritas alami kenaikan, telur Rp29.880 per kg
Senin, 30 September 2024 8:44
Daftar harga pangan hari ini, minyak goreng Rp18.250 per liter
Kamis, 12 September 2024 8:24
Harga pangan hari ini stabil, beras premium Rp15.520 per kg
Kamis, 5 September 2024 10:13
Info!! Harga pangan Rabu ini naik, daging ayam Rp36.910 per kg dan cabai Rp50.010 per kg
Rabu, 4 September 2024 8:42