Mataram, 19/12 (ANTARA) - SN (17), warga Karang Mas-Mas, tewas setelah diduga terlibat perkelahian dengan Eg, As dan Cm, warga Toh Pati, Kelurahan Cakra Utara, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu malam.
Kepala Polisi Resor (Kapolres) Mataram AKBP Kurnianto Purwoko membenarkan peristiwa perkelahian antarwarga yang menyebabkan salah seorang warga meninggal dunia.
"Ya, ada warga yang meninggal dunia," katanya saat dimintai keterangan oleh wartawan.
Informasi yang dihimpun di tempat kejadian perkara, peristiwa perkelahian dua pemuda tersebut terjadi sekitar pukul 18.20 Wita, di persawahan dekat perbatasan kedua kampung.
Sn meregang nyawa akibat luka tusukan senjata tajam di bagian perut dan leher.
Putra Sairi yang masih duduk di bangku kelas III salah satu SMA di Kota Mataram, itu sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun nyawanya tidak tertolong di tengah perjalanan.
Adanya warga yang meninggal dunia akibat perkelahian antarpemuda itu memicu emosi keluarga korban dan warga Karang Mas-Mas dengan mengeluarkan berbagai jenis senjata tajam untuk menyerang kampung Tohpati.
Namun aparat keamanan dari Polres Mataram dan Komando Rayon Militer (Koramil) Kecamatan Cakranegara langsung bergerak ke lokasi kejadian untuk mencegah terjadinya perang antarkampung.
Bahkan Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh dan Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana serta Kapolda NTB Brigjen Pol M Iriawan turun ke lokasi kejadian untuk menenangkan keluarga korban dan berdialog dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat dari kedua kampung.
Kapolres Mataram AKBP Kurnianto Purwoko dan Kapolsek Mataram Kompol Yunus Junaidi, Kapolsek Cakranegara Arif Rachmat, serta Danramil Cakranegara Kapten Marito, juga ikut terlibat menenangkan warga dari kedua kampung yang bersitegang tersebut.
Aparat Polres Mataram juga sudah mengamankan Eg, As dan Cm, yang diduga terlibat perkelahian sehingga menyebabkan Sn meninggal dunia.
Sejauh ini, penyebab perkelahian antarwarga tersebut belum diketahui secara pasti.
Hingga berita ini diturunkan, situasi kedua kampung bertetangga itu masih memanas. Hingga pukul 01.00 Wita, warga masih berkumpul di tengah jalan sambil membawa berbagai jenis senjata tajam.
(*)