216 Hektare Padi di NTB dilanda Puso

id Sawah Kekeringan

216 Hektare Padi di NTB dilanda Puso

Ilustrasi - Tanaman padi mengalami kekeringan (Ist)

Jadi yang rusak berat atau puso itu 196 hektare, rusak ringan 152 hektare. Sedangkan kalau jagung ada 20 hektare, ringan 17 hektare, dan sedang tiga hektare
Mataram, 25/9 (Antara) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat mencatat 216 hektare lebih tanaman padi dan jagung di daerah itu dilanda puso akibat kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulrtura NTB Husni Fahri di Mataram, Kamis, mengatakan kerusakan tanaman padi dan jagung tersebut terjadi di empat kabupaten meliputi Sumbawa 72 hektare, Sumbawa Barat 44 hektare, Lombok Barat 26 hektare, dan Dompu 10 hektare.

Sedangkan, untuk tanaman jagung hanya terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat dengan luas areal mencapai 20 hektare.

"Jadi yang rusak berat atau puso itu 196 hektare, rusak ringan 152 hektare. Sedangkan kalau jagung ada 20 hektare, ringan 17 hektare, dan sedang tiga hektare," kata Husni Fahri.

Menurut dia, rusaknya tanaman padi dan jagung tersebut karena lahan-lahan pertanian di empat kabupaten itu mengalami kesulitan pasokan air akibat aliran irigasi mengalami kekeringan.

Meski demikian kata Husni, pemerintah daerah telah melakukan langkah-langkah penanggulangan, dibantu Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB dengan cara mengoptimalkan pengoperasian sejumlah pompa air dan embung yang ada.

"Jadi, setelah kami lakukan penangangan terhadap tanaman padi, mampu menyelamatkan 148 hektare dari total 216 hektare lahan yang sebelumnya mengalami puso akibat kekeringan," ujarnya.

Sedangkan bagi para petani yang lahan sawahnya dilanda puso akibat kekeringan, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura telah memberikan bantuan berupa bibit padi.

Kendati begitu, ia mengakui musim kemarau tahun ini jatuh lebih awal dari biasanya, karena dimulai pada April hingga September, sedangkan jika merujuk pada 2013 musim kemarau terjadi mulai Juni hingga Oktober.

Sedangkan untuk enam kabupaten/kota lain di NTB pihaknya belum menerima laporan adanya tanaman pertanian yang rusak akibat musim kemarau, seperti di Lombok Timur dan Lombok Tengah.

"Kalau di Lombok Timur dari laporan yang masuk belum ada tanaman yang rusak karena petani kalau musim kemarau saat ini lebih tertarik menanam tembakau dan melon yang tidak memerlukan banyak air," jelasnya.

Walaupun demikian, Husni Fahri mengaku meski di beberapa tempat tanaman padi dilanda puso. Namun hal itu belum mempengaruhi target produksi padi 2014 yang mencapai angka 2,3 juta ton gabah kering giling, atau 2,196 ton gabah kering giling di atas target nasional.

"Sebab, sampai Agustus produksi padi NTB sudah mencapai 2.191 juta ton," katanya.

Hal ini tentu bukanya tanpa alasan, sebab kata Fahri, dari Januari sampai September, produksi padi di daerah itu sudah mencapai 99 persen atau 2,193 juta ton gabah kering giling.

Jumlah itu dari total 433,443 hektare lahan sawah yang ada di NTB. Sementara untuk luas areal tanaman jagung 222.100 ribu hektare, sedangkan yang sudah teralisasi mencapai 128.826 hektare.

"Kalau dari ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi NTB itu hanya mencapai dua juta ton gabah kering giling, tapi buktinya dengan kondisi seperti ini kita mampu mencapai 2,104 juta ton lebih gabah kering giling," kata Husni Fahri.