Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau masyarakat untuk bisa mengantisipasi informasi hoaks yang beredar di media sosial dan ujaran kebencian (hate speech) dan kampanye hitam (black campaign) yang berpotensi memicu ketegangan pada Pemilu 2024.
"Tantangan yang bakal dihadapi oleh semua pihak berkaitan Pemilu 2024 mencakup antara lain seputar hoaks di media sosial, hate speech, black campaign," kata Direktur Intelkam Polda NTB Kombes Pol. Hendro Kusmayadi dikutip dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.
Dirintel Polda NTB juga memaparkan berapa poin penting yang perlu menjadi bekal dalam rangka suksesi Pemilu Serentak 2024pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi Polres Dompu bersama Pemerintah Daerah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Dompu.
"Pentingnya sense of crisis dalam menghadapi ancaman yang timbul nanti saat pesta demokrasi lima tahunan itu berlangsung," katanya.
Ia juga berharap kepada semua pihak agar jangan lagi ada yang bermain-main dengan isu SARA, khususnya bila digunakan untuk kepentingan tertentu yang menguntungkan segelintir orang saja.
Karena pengalaman-pengalaman terdahulu, isu SARA mudah berkembang menjadi masalah besar yang membutuhkan waktu, usaha dan biaya yang tidak sedikit untuk pemulihan.
“Masyarakat harus peduli terhadap lingkungannya, seperti tamu wajib lapor, peredaran narkoba atau miras, berikan bantuan pertolongan kepada warga lainnya,” katanya.
Ia mengatakan, wawasan kebangsaan, dimaknai sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya mengutamakan persatuan dan kesatuan.
Komitmen kebangsaan, bertujuan agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah NKRI dengan Bhineka Tunggal Ika.
"Bhinneka Tunggal Ika yang berarti Manusia Penghuni rumah, yang berbeda suku dan beretnik, agama dan budaya,” katanya.