Bawaslu NTB ajak media massa tangkal hoaks Pemilu

id Pemilu 2024,Bawaslu Ajak Media Massa Awasi Pemilu ,Media Massa Tangkal Hoaks Pemilu di NTB

Bawaslu NTB ajak media massa tangkal hoaks Pemilu

Ketua Bawaslu Nusa Tenggara Barat (NTB), Itratif (kiri) didampingi Ketua PWI NTB, Nasrudin (kanan) dalam diskusi bersama jurnalis dengan tema Penguatan Kelembagaan Melalui Peningkatan Peran Partisipatif Media Dalam Pengawasan Tahapan Pemilu 2024 di Mataram, Sabtu (3/2/2024). (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Nusa Tenggara Barat(NTB) mengajak media massa ikut berperan aktif mengawasi pelaksanaan Pemilu seiring dekatnya hari pemungutan suara pada 14 Pebruari 2024.

Ketua Bawaslu NTB, Itratif mengatakan peran media dalam tahapan Pemilu sangat penting. Terlebih dalam melakukan pengawasan secara bersama. Oleh karena itu, pihaknya mengajak media massa mengawasi Pemilu secara bersama-sama.

"Ini demi terwujudnya Pemilu 2024 yang jujur dan adil," kata Itratif dalam diskusi bersama jurnalis dengan tema Penguatan Kelembagaan Melalui Peningkatan Peran Partisipatif Media Dalam Pengawasan Tahapan Pemilu 2024 yang juga dihadiri Ketua PWI NTB, Nasrudin di di Mataram, Sabtu.

Selain itu, menurutnya peran media juga dinilai sangat strategis. Terlebih dalam menangkal hoaks atau kabar bohong. Apalagi menjelang hari "H" pelaksanaan pemilu.

"Yang pasti, peran partisipatif media itu sangat penting. Maka dari itu, kami berterima kasih dan mengapresiasi atas apa yang dilakukan teman-teman media selama ini," ujarnya.

Menurut Itratif hubungan Bawaslu NTB dengan media massa selama ini terjalin sangat baik. Alhasil, kata Itratip, publik pun bisa mendapatkan gambaran secara nyata terkait tugas atau kerja-kerja Bawaslu hingga sejauh ini.

"Hubungan/jalinan baik ini harus terus kita rawat dan pelihara," katanya.

Sementara Ketua PWI NTB Nasrudin menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan bersama oleh awak media. Salah satunya pentingnya memegang teguh Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dalam melaksanakan tugas-tugas jurnalistik di lapangan. Terlebih dalam masa pemilu seperti saat ini.

Ia berharap, agar peran pers dapat dimaksimalkan. Apalagi dalam menangkal hoaks. Media harus bersikap netral, berimbang, dan tidak provokatif. Terlebih dalam hal kerja jurnalistik.

"Saya ingin mengingatkan kembali, etika kita kerja dalam bertugas. Landasan moral dan etika profesi dalam menegakkan integritas dan profesionalisme," tegas Nasrudin.

Meski demikian, Nasrudin mengaku pers/wartawan di NTB diyakini betul tengah memahami berbagai hal tersebut.

"Karena sejauh ini sebagian besar wartawan di NTB telah mengikuti uji kompetensi," katanya.