Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik mengatakan bahwa antusiasme pemilih muda (usia 17—40 tahun) terhadap Pemilu 2024 mempengaruhi penurunan angka hoaks dibandingkan pada Pemilu 2019.
"Kalau kita ingin melihat gambaran antusiasme pemilih muda Indonesia, kita lihat saja konten-konten di media sosial, dan hari ini yang jelas angka hoaks menurun," kata Idham dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di Wisma Antara B, Cikini, Jakarta, Senin (29/1), yang disiarkan pada hari Rabu.
Berdasarkan temuan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengenai angka hoaks pada Pemilu 2024, Idham mengatakan bahwa penurunan angka hoaks merupakan sebuah kemajuan.
"Turun cukup signifikan. Dahulu lebih dari 700, sekarang baru 200. Itu sudah hampir lebih dari 1 tahun. Selama setahun itu, hanya 200 lebih jenis hoaks yang teridentifikasi oleh Kemenkominfo. Artinya, ada progres dari sisi pemahaman bagaimana seharusnya kita berdemokrasi," ujarnya.
Baca juga: Gema Pileg 2024 di ruang publik bergantung pada media
Baca juga: Pemilih ke TPS adalah bentuk nasionalisme
Idham juga mengatakan bahwa antusiasme pemilih muda sejalan dengan pemahaman yang baik dalam berkomunikasi di media sosial sehingga berdampak pada penurunan angka hoaks.
"Ini beda sekali dengan Pemilu 2019. Pada tahun 2019 banyak riset yang mengatakan pemilih terpolarisasi tajam. Artinya, kedewasaannya makin matang. Biasanya orang kalau makin dewasa antusiasmenya makin tinggi. Kenapa? Karena dia memiliki kesadaran bahwa pemilu ini penting," tuturnya.
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa antusiasme pemilih muda dan penurunan angka hoaks pada Pemilu 2024 sebagai progres yang menggembirakan.
"Ada progres yang menggembirakan. Kita ketahui sosialisasi, edukasi, atau peningkatan literasi itu merupakan kerja-kerja kolaboratif atau kerja-kerja gotong royong yang tidak hanya oleh kami, penyelenggara pemilu, tetapi semua pihak. Ada pemerintah, ada media massa, dan ada masyarakat sipil," kata Idham
Ia optimistis partisipasi pemilih dalam Pemilu 2024 akan lebih baik ketimbang pada penyelenggaraan sebelum-sebelumnya.
"Saya meyakini partisipasi akan lebih baik, baik dari sisi kuantitas maupun dari sisi kualitas," ujarnya.
Sebelumnya, Menkominfo Budi Arie Setiadi di Jakarta, Kamis (18/1), mengatakan bahwa selama periode Januari 2023 hingga Januari 2024 tercatat 201 isu hoaks yang diputus aksesnya oleh Kemenkominfo. Menurut dia, hoaks yang beredar tidak sebanyak periode sebelumnya saat Pemilu 2019.
Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 857 Tahun 2023 tentang Penetapan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Tingkat Nasional dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.
Sementara itu, pemilih berusia 17—30 tahun sebanyak 63.953.031 orang, sedangkan pemilih berusia di bawah 17 tahun yang dapat memilih karena sudah menikah tercatat 6.697 orang, kemudian pemilih berusia 31—40 tahun sebanyak 42.398.719 jiwa.
Baca juga: Pilpres satu atau dua putaran kuncinya ada di suara pemilih
Baca juga: Penyelenggaraan Pemilu 2024 harus terbuka
Baca juga: KPU yakin pemungutan suara di daerah rawan konflik bisa terkendali
Baca juga: Sistem Pemilu Indonesia dinilai lebih baik dari AS
Antusiasme pemilih muda pengaruhi penurunan angka hoaks
Kalau kita ingin melihat gambaran antusiasme pemilih muda Indonesia, kita lihat saja konten-konten di media sosial, dan hari ini yang jelas angka hoaks menurun