Sulsel hadirkan pengelolaan sampah RDF pertama di KTI

id Sampah RDF pangkep,pengelolaan sampah, Sulsel

Sulsel hadirkan pengelolaan sampah RDF pertama di KTI

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman meresmikan Plant Badriah di Kabupaten Pangkep.ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel

Makassar (ANTARA) - Pemprov Sulsel dan Pemkab Pangkep berkolaborasi menghadirkan bahan bakar dari sampah (Plant Badriah) atau pengelolaan sampah refuse derived fuel (RDF) yang merupakan teknologi pengelolaan sampah pertama di Kawasan Indonesia Timur (KTI) dan kelima di Indonesia.

Plant Badriah yang berlokasi di Desa Padanglampe, Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep ini akan mengubah sampah menjadi lebih berguna, diantaranya digunakan sebagai bahan bakar.

"Kami bersama Bupati Pangkep H Yusran Lologau meresmikan RDF sebagai yang kelima di Indonesia," kata Gubernur Sulsel Andi Sudirman dalam keterangannya di Makassar, Minggu.

Pembangunannya dengan alokasi dana Rp23 miliar melalui bantuan keuangan Pemprov Sulsel Tahun 2023 sebesar Rp15 miliar dan Rp8 miliar alokasi dari Pemkab Pangkep. Ia menjelaskan peran Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau begitu besar, termasuk dalam menyiapkan lahan. Persoalan sampah menjadi peluang menghasilkan sumber energi berupa energi hijau energi yang ramah lingkungan.

"Bantuan keuangan tahun lalu sekitar Rp15 miliar dan kapasitas sekitar 30 ton per hari. Terima kasih kepada Bupati Pangkep yang andal merealisasikan, tidak sampai setahun dan bisa langsung beroperasi,"ujarnya.

Fasilitas tersebut nantinya dikelola secara profesional oleh Pemkab Pangkep. Dalam proses pengolahan bahan baku menjadi RDF dihasilkan dalam waktu enam hari dan mencapai kalori 3.800. Hasil olahnya, antara lain digunakan oleh PT. Semen Tonasa sebagai bahan baku tungku pengganti batu bara.

"Ini adalah alat yang efektif dan lebih ramah lingkungan, hasilnya uga dapat dimanfaatkan oleh PT Semen Tonasa sebagai off taker dari sampah yang jadi bahan bakar di sistem tungku pembakaran atau boiler di PT Semen Tonasa," ujarnya.

Keberadaan RDF ini akan menjadi sumber pendapatan asli daerah Kabupaten Pangkep melalui clean energy system. Selain itu, sampah dari daerah Pangkep dan sekitarnya bisa diolah. "Yang paling penting ini bisa menyerap tenaga kerja dan ini ramah lingkungan. Ini juga dapat menghasilkan pendapatan," paparnya.

Ia mengatakan ini yang diharapkan Presiden Joko Widodo melahirkan sebuah hasil yang lebih ramah lingkungan dan teknologi tepat guna serta dapat menyerap tenaga kerja.

"Yang paling penting mengubah sampah untuk nilai ekonomis dan pendapatan bagi daerah," sebutnya. Pada kesempatan tersebut, juga diluncurkan Layanan Angkutan Laut Andalan Kapal Motor Gandha Nusantara 03 pada rute Pelayaran Pelabuhan Maccini Baji - Pulau Balang Lompo - Pulau Podang Podang - Pulau Sarappo Lompo, dan Pulau Gondong Bali.

Baca juga: Mataram mengoptimalkan pemanfaatan TPST selama TPA ditutup
Baca juga: Kendari dapat bantuan dana pengelolaan sampah dari Bank Dunia


Sementara itu, Bupati Muhammad Yusran Lalogau berharap dari penggunaan RDF ini bisa mengganti batu bara yang selama ini digunakan oleh PT Semen Tonasa. "Kita tahu dampak lingkungan dari batu bara ini kurang bagus, kita perhatikan. Semoga dengan adanya RDF ini bisa mengurangi penggunaan batu bara," ujarnya. Kabupaten Pangkep berkomitmen bisa menekan penggunaan batu bara hingga di angka nol.