Mataram (Antara NTB) - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat berencana akan mengirim tim khusus pelacak keberadaan orang hilang yang diduga ikut bergabung dengan organisasi terlarang bernama Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kalimantan Barat.
Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono kepada wartawan di Mataram, Selasa, mengatakan langkah tersebut dilakukan setelah pihaknya mendengar kabar dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia terkait adanya temuan tempat persembunyian ratusan anggota Gafatar yang berlokasi di Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur.
"Kami pastikan dulu jumlah orang yang dilaporkan hilang, dan kemudian akan dilakukan pencarian langsung dengan menurunkan tim ke sana (Kalimantan Barat)," kata Umar Septono.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, suasana yang terjadi saat ini di sekitar permukiman ratusan anggota Gafatar itu masih mencekam. Mengingat, temuan itu berhasil terbongkar setelah warga setempat mendatangi dan memorak-porandakan permukiman anggota Gafatar yang terlihat seperti "base camp" pekerja perkebunan itu.
Warga setempat melakukan hal tersebut karena dianggap meresahkan dan dikhawatirkan organisasi yang sudah dinyatakan terlarang itu dapat menjebloskan keluarganya menjadi korban aliran sesat.
Terkait hal tersebut, Kapolda NTB berharap persoalan ini dapat ditangani oleh pemerintah maupun aparat penegak hukum setempat agar tidak muncul korban jiwa, akibat adanya persoalan ini.
"Mudah-mudahan saja tidak ada yang menjadi korban. Nantinya, kalau ada diketahui dari salah satunya merupakan warga NTB, kita akan langsung angkut dan bawa pulang," ujarnya.
Sampai sejauh ini, lanjutnya, Polda NTB baru mencatat ada sekitar 12 warga yang dilaporkan hilang dan diduga turut bergabung dengan organisasi Gafatar di Kalimantan. (*)