MUI Pertimbangkan Organisasi "Gafatar" Masuk Mataram

id Gafatar NTB

MUI Pertimbangkan Organisasi "Gafatar" Masuk Mataram

Lambang Gafatar (1)

"Kita harus memiliki pengetahuan tetang organisasi masyarakat itu seperti apa. Yang kita ketahui organisasi ini merupakan organisasi keagamaan tetapi menyebut Tuhan dengan kata "Tuan". Jadi hal ini harus dipastikan dulu"

Mataram, (Antara NTB)- Majelis Ulama Indonesia Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, masih melakukan kajian dan pertimbangan terhadap rencana masuknya sebuah organisasi masyarakat baru bernama "Gafatar" atau gerakan fajar nusantara masuk ke daerah ini.

"Organisasi ini memang sudah mengirimkan surat untuk melakukan pertemuan bersama dengan MUI dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dan pihak terkait lainnya di Kota Mataram, namun sejauh ini kami belum bisa memberikan jawaban," kata Ketua MUI Kota Mataram TGH Muhtar di Mataram, Sabtu.

Dikatakannya, belum adanya jawaban yang pasti untuk melakukan pertemuan dengan organisasi baru itu, bukannya, MUI dan pemerintah kota tidak mau melakukan pertemuan, akan tetapi pihaknya terlebih dahulu akan melakukan kajian serta mencari tahu asal dan visi misi dari organisasi masyarakat itu.

"Sebelum kita bertemu tentu kita harus memiliki pengetahuan tetang organisasi masyarakat itu seperti apa. Yang kita ketahui organisasi ini merupakan organisasi keagamaan tetapi menyebut Tuhan dengan kata "Tuan". Jadi hal ini harus dipastikan dulu," ujarnya.

Apalagi, beberapa daerah seperti di Gorontalo dan Kabupaten Sumbawa Barat menolak keberadaan "Gafatar" kendati sudah mendapatkan izin operasional dari Kementerian Hukum dan HAM.

"Informasi-informasi itulah yang harus kita himpun sebagai bahan kajian dan pertimbangan saat pertemuan nanti," katanya.

Menurut dia, langkah tersebut sebagai salah satu upaya antisipasi masuknya berbagai paham-paham yang dapat mengarah pada perbedaan dan perpecahan umat muslim.

Terlebih, saat ini gerakan paham radikalisme seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang merupakan aliran sangat keras kembali muncuat, sehingga Pemerintah Kota Mataram harus lebih waspada terhadap munculnya organisasi keagamaan baru.

Apalagi jika terbukti paham yang dijarkan itu dapat memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat Kota Mataram, dan NKRI secara umum seperti hanya ISIS.

"ISIS merupakan salah satu paham yang mengajarkan kekerasan, padahal dalam agama Islam sifat dan tindakan kekerasan itu sangat dilarang," katanya.

Terkait dengan itu MUI Kota Mataram terus melakukan syafari Jumat dari masjid ke masjid untuk terus mengingatkan umat muslim agar menjaga kesatuan dan persatuan agama dan antar bangsa. (*)