Menurutnya, upaya tersebut harus diletakkan pada koridor saling menjaga dan peduli dengan semangat kebersamaan dalam menghadapi potensi penyebaran virus di masa liburan akhir tahun.
"Gerak bersama berbasis solidaritas dan kepedulian harus menjadi gerakan bersama untuk menekan angka penyebaran virus pada masa liburan akhir tahun," kata Lestari saat membuka diskusi daring bertema Peningkatan Kasus COVID-19: Aksi Atau Reaksi Menjelang Nataru yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 pada Rabu.
Menurut Lestari, data kasus positif COVID-19 di tanah air meningkat dalam sepekan, dari 40 pasien menjadi 267 pasien pada periode 28 November – 2 Desember 2023.
"Dalam menghadapi kondisi itu, pengalaman yang kita dapat di masa pandemi bisa menjadi bekal untuk mengantisipasi potensi penyebaran COVID-19 pada libur panjang tahun ini," kata Rerie, sapaan akrab Lestari.
Diakui Rerie, pada liburan kali ini akan terjadi pergerakan masyarakat yang cukup masif dan menurutnya pencegahan kasus COVID-19 bukan semata tugas Pemerintah.
Ia berharap masyarakat mampu menunjukkan kembali kesadaran menyeluruh dalam menghadapi potensi penyebaran COVID-19 di masa libur Natal dan Tahun Baru saat ini.
Dalam acara yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengakui banyak sekali pengalaman yang didapat masyarakat Indonesia selama pandemi beberapa waktu lalu dalam penanganan penyebaran COVID-19.
"Sebelum pandemi COVID-19 masyarakat belum terbiasa memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak, saat ini masyarakat mulai sadar menjalankan rangkaian protokol kesehatan tersebut,"ucapnya.
Kesadaran masyarakat untuk mencegah penularan penyakit dengan langkah tersebut, menurut Syahril, patut diapresiasi. Kebiasaan menggunakan masker misalnya, ujar dia, mampu meningkatkan upaya pencegahan penyakit menular dengan baik, melalui langkah promosi, sosialisasi dan deteksi terhadap ancaman penyakit menular.
Menurut Syahril, bentuk-bentuk pencegahan terhadap penyakit menular yang bisa dilakukan antara lain dengan penerapan pola hidup sehat dan protokol kesehatan.
Syahril juga menegaskan sarana dan prasarana kesehatan yang ada saat ini sudah dipersiapkan untuk menghadapi sejumlah kemungkinan dalam mengantisipasi potensi peningkatan jumlah kasus COVID-19.
Baca juga: Yogyakarta ungkap temuan lima kasus positif COVID-19
Baca juga: Antisipasi COVID-19, Warga Lombok Tengah diimbau kembali pakai masker
Baca juga: Yogyakarta ungkap temuan lima kasus positif COVID-19
Baca juga: Antisipasi COVID-19, Warga Lombok Tengah diimbau kembali pakai masker
Ia berharap masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dalam menghadapi potensi penyebaran COVID-19 pada liburan akhir tahun ini. Ketua Satgas COVID-19 PB IDI, Erlina Burhan mengungkapkan peningkatan kasus Covid-19 kali ini bukan disebabkan penyebaran varian baru, tetapi karena aktivitas masyarakat yang meningkat dan imunitas dari vaksin yang menurun serta tingkat pemberian booster di masyarakat yang rendah.
Diakui Erlina, kebiasaan untuk menerapkan protokol kesehatan dalam keseharian juga terbilang rendah bila dibandingkan dengan di masa pandemi. Erlina mendorong untuk mengutamakan pencegahan dalam bentuk penerapan protokol kesehatan, vaksinasi dan pola hidup bersih dan sehat.
"Bila terdapat gejala batuk, demam dan pilek, segera pakai masker. Bermasker itu keren," ujarnya.