MPR ingatkan peran DPR bantu krisis kemanusiaan di Sudan

id Wakil Ketua MPR,Hidayat nur wahid ,Sudan,Krisis di Sudan ,Perang di Sudan ,DPR RI

MPR ingatkan peran DPR bantu krisis kemanusiaan di Sudan

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) saat menerima kunjungan Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (30/8/2024). (ANTARA/HO-MPR)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengingatkan pentingnya peran DPR ikut membantu menghadirkan perdamaian dan mengatasi krisis kemanusiaan akibat perang yang berkecamuk di Sudan.

Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat, dalam rangka menggalang kontribusi negara-negara sahabat menyoal kondisi terkini di Sudan.

"Tidak kalah penting juga ialah peran DPR RI yang dapat membantu mendorong program darurat untuk membantu Sudan, terutama di sektor layanan kesehatan dan keamanan pangan yang saat ini lumpuh di seluruh wilayah Sudan," kata HNW, dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

Dia juga meminta Kementerian Luar Negeri RI mengambil langkah dan kebijakan strategis sesuai ketentuan konstitusi untuk membantu mengakhiri perang dan kejahatan HAM yang terjadi di Sudan melalui berbagai forum internasional.

"Kejahatan HAM yang terjadi di Sudan tidak kalah brutal dan jahat dari yang dilakukan oleh Israel di Palestina. Sudah saatnya Kemenlu RI untuk mengadvokasi dukungan terhadap Sudan di kancah internasional, baik di SU (Sidang Umum) PBB, DK (Dewan Keamanan) PBB. OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) dan Liga Arab mestinya juga segera berperan selamatkan negara dan warga Sudan," ujarnya.

Ia pun menyampaikan simpati dan dukungan rakyat Indonesia kepada Sudan sebab kondisi kemanusiaan di negara di Afrika Timur itu sudah terlampau parah dan menyedihkan.

"Sudah semestinya Indonesia juga melaksanakan konstitusi dengan aktif mewujudkan kedaulatan negara Sudan dengan hadirnya perdamaian dan diakhirinya kejahatan HAM di Sudan," katanya.

Bahkan, lanjut dia, kondisi di Sudan saat ini sudah mengarah kepada pembersihan etnis dan perubahan demografis, di mana ribuan penjahat didatangkan dari luar Sudan untuk merampas aset dan harta para warga Sudan.

"Sejatinya, konflik saat ini memang dirancang untuk menghancurkan kedaulatan dan eksistensi negara Sudan untuk kepentingan-kepentingan negara kolonialis,” ucapnya.

Baca juga: Pustakawan harus punya "personal branding" agar dikenali
Baca juga: Ketua MPR pastikan penanganan kasus kapal MT ARMAN


Untuk itu, dia menilai tragedi yang terjadi di Sudan mestinya menjadi agenda darurat yang perlu diadvokasi pula oleh Kementerian Luar Negeri RI, sebagaimana yang dilakukan terhadap Palestina.

"Indonesia telah secara konsisten dan tegas membela Palestina dan menentang penjajahan Israel atas dasar amanat konstitusi UUD NKRI 1945 untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, serta atas dasar jalinan persahabatan erat antara kedua negara," tuturnya.

Dia mengingatkan bahwa jalinan jasa dan persahabatan antara Sudan dengan Indonesia juga sama seperti yang terjalin dengan Palestina.

"Maka atas kedua hal tersebut sudah semestinyalah Indonesia secara serius untuk membantu Sudan dan mengakhiri segala bentuk kejahatan HAM yang terjadi di sana," katanya.

Sementara itu, Duta Besar Yassir Mohamed Ali pun menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kontribusi Indonesia dalam mendukung Sudan hingga hari ini, mulai dari tingkatan diplomatik hingga kemasyarakatan.

"Dubes RI untuk Sudan Bapak Sunarko merupakan sosok yang sangat aktif meningkatkan kualitas hubungan Sudan dan Indonesia, dan kami sangat mengapresiasi segala upaya pemerintah dan rakyat RI untuk terus merawat kerjasama strategis dan persahabatan antara Sudan dan Indonesia," kata dia.