Pabrik di Dompu Impor Gula Hingga 2019

id Gula Impor

Pabrik di Dompu Impor Gula Hingga 2019

Ilustrasi - Petugas Gakkum Ditpol Air Mabes Polri menjaga kapal yang mengangkut beras dan gula pasir ilegal di salah satu pelabuhan rakyat, di Batam, Kepulauan Riau. (1)

"Informasi yang kami dapat pabrik itu akan mengimpor gula mentah sebagai bahan baku hingga 2019"
Mataram (Antara NTB) - Perseroan Terbatas Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang memproduksi gula pasir di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat akan mengimpor gula mentah hingga 2019 karena petani lokal belum mampu memenuhi kebutuhan bahan baku.

"Informasi yang kami dapat pabrik itu akan mengimpor gula mentah sebagai bahan baku hingga 2019," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj Budi Septiani, di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, informasi tersebut diperoleh langsung dari manajemen PT SMS pada saat melakukan pemeriksaan gula mentah impor yang dibongkar muat di Pelabuhan Calabai, Kabupaten Dompu, beberapa waktu lalu.

Perusahaan tersebut memperoleh izin mengimpor gula mentah sebanyak 70.000 ton pada tahun 2016 dari Kementerian Perdagangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat nilai impor gula mentah yang didatangkan dari Thailand oleh PT SMS pada September mencapai 3,84 juta dolar AS, atau turun 3,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Dari total kuota impor yang diberikan sebanyak 70.000 ton, baru 16.000 ton yang sudah diimpor dalam dua tahap," ujarnya.

PT SMS pernah meminta izin untuk mengimpor gula mentah di Disperindag NTB. Namun, kata Budi, pihaknya tidak bisa memberikan karena perusahaan tersebut belum memiliki angka pengenal impor dan alamat perusahaan masih di Jakarta.

Oleh sebab itu, Kementerian Perdagangan memberikan izin untuk mengimpor gula mentah sebagai bahan baku memproduksi gula pasir sebanyak 70.000 ton pada tahun 2016.

"Persyaratan untuk memperoleh angka pengenal impor adalah perusahaan harus menetap di NTB," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan NTB Budi Subagio, mengakui jika PT SMS masih dihadapkan pada kendala kekurangan pasokan bahan baku dari petani lokal untuk bisa beroperasi secara penuh.

Oleh sebab itu, alternatif terakhir adalah mengimpor gula mentah sebagai bahan baku agar mesin penggilingan tetap bisa beroperasi secara total.

"Kalau mesin berhenti beroperasi maka kerugian bisa mencapai 450 juta, jadi alternatifnya adalah mengimpor dulu sampai petani lokal bisa memenuhi kebutuhan bahan baku secara penuh," ujarnya.

Ia menyebutkan, kapasitas mesin penggilingan tebu PT SMS mencapai 3.000 ton per hari. Bahan baku tebu diharapkan bisa dipasok dari petani lokal yang menjadi binaan perusahaan tersebut.

Namun, pada kenyataaannya pasokan bahan baku masih dihadapkan pada kendala keterbatasan tenaga kerja panen dan ketersediaan tranportasi sebagai alat pengangkut dari lahan menuju pabrik.

Luas lahan tanam tebu di Kecamatan Pekat, sudah mencapai 6.000 hektare dengan produksi yang diharapkan sebanyak 60 ton per hektare. Lahan tanam tebu akan terus ditambah setiap tahun.

"Ini kan masih pabrik baru, tenaga kerja baru dan lahan baru. Tapi Insya Allah pasokan bahan baku akan terpenuhi dan tidak lagi mengimpor gula mentah," katanya. (*)