Pengurangan risiko, katanya, membuat pilihan dan menerapkan praktik-praktik yang meminimalisasi risiko.
"Dalam kasus merokok, hal ini berarti memberikan pilihan yang realistis bagi individu yang tidak mampu beralih merokok sepenuhnya," katanya melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Guna mengurangi risiko penyakit akibat merokok, dirinya mendukung pemerintah di seluruh dunia untuk memberikan regulasi yang mendukung upaya pengurangan risiko, termasuk di antaranya dengan membuat kebijakan yang memfasilitasi ketersediaan dan keterjangkauan produk tembakau alternatif serta menerapkan langkah-langkah untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan keamanan produk.
"Pemerintah dan organisasi kesehatan harus bekerja sama untuk mencapai keseimbangan antara regulasi dan aksesibilitas, memastikan bahwa produk tembakau alternatif tersedia secara luas bagi perokok dewasa yang membutuhkannya," ujarnya.
Praktisi kesehatan masyarakat di Indonesia dr Felya Sandra Pramita Effendi menjelaskan penerapan pengurangan risiko pada produk tembakau alternatif telah terbukti secara kajian ilmiah mereduksi paparan zat-zat berbahaya sehingga mengurangi dampak terhadap kesehatan.
Oleh sebab itu, dirinya mendorong perokok dewasa untuk memanfaatkan produk tembakau alternatif, sebagai pilihan yang realistis mengingat banyaknya perokok yang kesulitan berhenti merokok secara mendadak atau cold turkey.
Baca juga: Peneliti sebut tembakau alternatif jadi pilihan kurangi merokok
Baca juga: Akademisi dukung pemanfaatan tembakau alternatif
Baca juga: Peneliti sebut tembakau alternatif jadi pilihan kurangi merokok
Baca juga: Akademisi dukung pemanfaatan tembakau alternatif
Untuk mendorong terjadinya peralihan, ia menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung konsep pengurangan risiko melalui optimalisasi produk tembakau alternatif. Dengan demikian, kata dia, risiko penyakit dapat ditekan sekaligus membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaan merokok.
"Hasil penelitian Public Health England (sekarang UK Health Security Agency) pun menyatakan persentase risiko produk tembakau alternatif lebih rendah dibandingkan rokok," ucap Felya.