Pantai eks Pelabuhan Ampenan Mataram siap jadi wisata halal

id Disprinkop UKM,Kota Mataram,ampenan,wisata halal,eks Pelabuhan Ampenan

Pantai eks Pelabuhan Ampenan Mataram siap jadi wisata halal

Areal lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan objek wisata eks Pelabuhan Pantai Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai merintis pantai eks Pelabuhan Ampenan sebagai destinasi wisata halal di daerah itu.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disprinkop UKM) Kota Mataram HM Ramadhani di Mataram, Sabtu, mengatakan, langkah pertama untuk merintis Pantai Ampenan sebagai wisata halal dengan menyasar para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut untuk menyajikan kuliner halal.

"Kami akan upayakan kepemilikan sertifikasi halal bagi semua PKL di eks Pelabuhan Ampenan," katanya.

Ia mengatakan, dengan label tersebut bisa memberikan jaminan kepada semua pengunjung bahwa destinasi wisata itu merupakan kawasan wisata kuliner halal.

Baca juga: Dispar siapkan penataan lanjutan Amenitas Eks Pelabuhan Mataram

Pengurusan sertifikasi halal, katanya, akan melibatkan di Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lembaga sertifikasi dari UNU (Universitas Nahdlatul Ulama).

Dengan demikian, kawasan eks Pelabuhan Ampenan tidak hanya digarap oleh Dinas Pariwisata tapi bisa berkolaborasi dengan Disprinkop UMK untuk memfasilitasi pedagang memiliki label halal termasuk cara penyajian hingga kawasan itu bisa menjadi wisata halal.

Menurut dia, pemberian label halal merupakan salah satu trik pemasaran untuk menarik konsumen, sekaligus dalam rangka naik kelas.

"Kami istilahnya membranding kawasan wisata halal tidak hanya makanannya, tapi juga kawasan dan fasilitas pendukung di sekitarnya. Seperti, toilet, musala, dan lainnya," katanya.

Baca juga: Amenitas Eks Pelabuhan Ampenan jadi pusat wisata budaya di Mataram

Selain itu, Disprinkop UKM juga mendorong para pedagang untuk menjual produk sendiri agar memiliki nilai jual dan nilai ekonomis lebih tinggi.

Saat ini puluhan PKL yang ada di lapak yang sudah disiapkan Pemerintah Kota Mataram, rata-rata menjual makanan ringan atau snack biasa pabrikan.

Jenis jualan pabrikan itu, menurutnya, memiliki keuntungan lebih kecil jika dibandingkan dengan produk sendiri sehingga dampak ekonominya juga kecil.

"Kalau mereka jual produk sendiri, seperti kue buatan sendiri maka selisih atau keuntungan yang didapatkan lebih besar," katanya.

Baca juga: Sebanyak 25 duta besar bakal kunjungi Eks Pelabuhan Ampenan Mataram
Baca juga: Pariwisata ramah muslim di kembangkan di NTB
Baca juga: Fadli Zon memuji promosi wisata halal NTB di Brunai Darussalam

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.