Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Dislutkan NTB) meminta para nelayan untuk mewaspadai gelombang tinggi yang disebabkan oleh fase puncak bulan purnama.
Kepala Dislutkan NTB Muslim menuturkan pihaknya telah membagi informasi kepada forum pengawas sumber daya kelautan dan perikanan yang ada hampir di semua desa di Nusa Tenggara Barat.
"Itu sebagai media kami untuk membagi informasi ke bawah agar pada kondisi-kondisi tertentu mereka lebih adaptif dengan perubahan-perubahan lingkungan yang ada," ujarnya saat ditemui di Mataram, Kamis.
Ia menjelaskan, gelombang tinggi dapat berbahaya bagi kapal-kapal kecil yang beroperasi di sekitar pulau, seperti perahu. Ketinggian gelombang yang dianggap berbahaya untuk kapal kecil adalah di atas 1,25 meter dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot.
Baca juga: Waspadai gelombang tinggi di pesisir selatan NTB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan ketinggian gelombang di perairan selatan Nusa Tenggara Barat, Selat Lombok, Samudera Hindia, dan Selat Alas berkisar antara 2,5 meter sampai 4 meter.
Jenis perahu nelayan, kapal tongkang, hingga kapal ferry berisiko tinggi bila melakukan pelayaran saat terjadi gelombang tinggi. Masyarakat yang tinggal dan berada di sekitar pesisir area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada.
Fase bulan tampak penuh terjadi pada sepanjang malam mulai 10 Juli 2025 hingga ke esokan harinya. Bulan purnama yang disebut Buck Moon ini terbit di tenggara bersamaan dengan terbenamnya Matahari di barat laut.
Baca juga: Waspadai potensi cuaca ekstrem di Mataram saat musim pancaroba
Menurut dia, fase bulan purnama berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum akibat adanya gaya gravitasi bulan, sehingga berpengaruh bagi pemukiman yang berada di wilayah pesisir.
Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari dua pulau besar, yakni Lombok dan Sumbawa serta 401 pulau-pulau kecil. Jumlah desa dan kelurahan yang langsung berbatasan dengan laut sebanyak 292 desa/kelurahan atau sekitar 25 persen dari total 1.166 desa dan kelurahan di provinsi tersebut.
Daerah dengan jumlah desa paling banyak berada di tepi laut adalah Kabupaten Bima sebanyak 68 desa, Kabupaten Sumbawa 63 desa, dan Kabupaten Lombok Timur ada 44 desa.
Potensi produksi perikanan tangkap di Nusa Tenggara Barat mencapai 200 ribu ton setiap tahun dengan hasil ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti tuna, cakalang, tongkol, cumi-cumi, maupun udang.
Baca juga: Siklon tropis dan gelombang atmosfer picu angin kencang di NTB
Baca juga: Masyarakat di NTB diminta waspada peningkatan curah hujan
Baca juga: BMKG terbitkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 4 meter di NTB
Baca juga: Peringatan BMKG, hujan dan angin kencang disertai petir di NTB