Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat segera menggunakan tiga unit mesin insinerator untuk menangani masalah sampah di kota itu dengan teknologi ramah lingkungan.
Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram Minggu mengatakan, pengolahan sampah dengan tiga unit insinerator itu dinilai bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat.
"Dengan tiga unit insinerator yang akan digunakan, maka dalam sehari kami bisa menekan sampah yang dibuang ke TPA sebanyak 30 ton. Satu insinerator kapasitas 10 ton per hari," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, insinerator yang akan digunakan untuk tahap pertama baru satu unit, yang merupakan insinerator limpahan dari Rumah Sakit (RS) Moh Ruslan Mataram.
Insinerator limpahan dari RS Ruslan itu dalam minggu ini akan dipindah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya Mataram, dan langsung diuji coba.
Baca juga: Uji emisi pengolahan sampah di Mataram gunakan insinerator
Sementara dua unit insinerator lagi, lanjutnya, masih dalam proses pembelian melalui APBD Perubahan 2025 Kota Mataram, dengan alokasi anggaran sekitar Rp5 miliar.
Dua unit insinerator dengan kapasitas masing-masing 10 itu, ditargetkan sudah ada di Mataram paling lambat bulan November 2025, dan langsung akan ditempatkan di TPST Sandubaya juga.
"Jadi tiga unit insinerator yang ada, akan kami tempatkan di TPST Sandubaya," katanya.
Penempatan tiga insinerator di TPST Sandubaya tersebut dengan pertimbangan agar pengolahan sampah di Kota Mataram untuk sementara bisa terpusat pada satu tempat.
Meskipun ke depan Pemerintah Kota Mataram, sudah menyiapkan konsep untuk pengadaan insinerator pada enam kecamatan se-Kota Mataram, sehingga setiap kecamatan bisa mengolah sampah di wilayah masing-masing.
"Program satu insinerator satu kecamatan masih dalam tahap rencana, karena banyak hal juga yang harus disiapkan. Selain kebutuhan lahan, juga sumber daya manusia -SDM-," katanya.
Baca juga: Pengolahan sampah gunakan insinerator di Mataram siap diuji coba
Data DLH Kota Mataram menyebutkan, volume sampah di Kota Mataram secara keseluruhan di enam kecamatan saat ini tercatat sebanyak 240 ton per hari, dengan rincian 60 persen merupakan sampah organik, 30 persen plastik, sisanya berupa limbah kayu, diaper, kaca, dan sejenisnya.
Namun, sampah yang berhasil terangkat dan dibawa ke TPA sekitar 200 ton per hari. Tapi kini jumlahnya terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 175-180 ton per hari.
"Pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu setelah TPST modern Sandubaya beroperasi sejak Mei 2024," katanya.
Baca juga: Insinerator pengolahan sampah siap diterapkan di Mataram
Program pengolahan dan pilah sampah di TPST modern dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok Lombok Barat.
Sampah organik yang dipilah dari rumah tangga dan pemilihan di TPST bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair.
"Sedangkan sampah plastik, kami olah menjadi batako. Kami berharap dengan akan dimanfaatkannya tiga insinerator di TPS Sandubaya, bisa terus menekan sampah yang dibuang ke TPA," katanya.
Baca juga: Rencana pembelian insinerator atasi sampah di Mataram dikaji
Baca juga: Mataram siapkan Rp5 miliar beli insinerator untuk atasi sampah
Baca juga: Pemindahan insinerator ke TPS Sandubaya Mataram terkendala sampah
