Mataram,(Antara) - Sejumlah kelurahan di Kota Mataram berupaya berusaha menjelaskan soal Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada sebagian warga yang tidak mendapatkan bantuan tersebut.
"Kami terus berupaya menjelaskan kepada warga yang protes karena tidak mendapatkan BLSM sebagai konpensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)," kata Lurah Dasan Agung Kecamatan Selaparang Kota Mataram Hambali di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan, selain penjelasan dari kelurahan, pihaknya juga menugaskan aparat lingkungan dan kader untuk menjelaskan bahwa penentuan warga mendapat BLSM itu sepenuhnya ditentukan oleh pusat dan tidak ada intervensi dari pemerintah daerah.
Dia mengakui jumlah penerima BLSM tidak sesuai dengan jumlah warga yang menerima kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) maupun beras untuk masyarakat miskin (Raskin) saat ini. Jumlah penerima BLSM di Kelurahan Dasan Agung sebanyak 713 orang, sementara penerima jamkesmas dan raskin lebih banhyak.
Sementara itu Lurah Taman Sari, Kecamatan Ampenan Zainuddin mengatakan, pihaknya terus berupaya memberikan pemahaman kepada warga yang protes, karena tidak mendapatkan BLSM.
"Kami tetap konsiten menjelaskan bahwa data penerima BLSM yang juga penerima raskin adalah data terbaru dari pemerintah pusat yakni sebanyak 205 KK dari sebelumnya sebanyak 300 KK lebih di Kelurahan TamanSari," katanya.
Dia mengatakan, penjelasan yang disampaikan kepada warga yang protes karena tidak mendapatkan BLSM itu nampaknya dapat dipahami. Sejauh ini penyaluran bantuan tersebut di Kota Mataram berjalan aman dan lancar.
Namun demikian, katanya, melihat kondisi yang rawan konflik, kedepan dalam melakukan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) hendaknya melibatkan aparat kelurahan atau lingkungan, karena mereka yang lebih mengetahui kondisi warganya yang layak menjadi sasaran program kesejahteraan sosial pemerintah.
Sahar (55), salah seorang penerima BLSM di Lingkungan Bawak Bagek, Kelurahan Dasan Agung merasa bersyukur dan berterima kasih atas program ini, karena dana sebesar Rp300 ribu itu cukup bermanfaat disaat berbagai harga kebutuhan pokok meningkat.
"Apalagi anak saya mau masuk sekolah SMA, BLSM ini bisa dimanfaatkan sebagai tambahan membeli perlengkapan sekolah," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Mataram telah melakukan sosialisasi kepada seluruh warga Kota Mataram terkait kuota Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima BLSM sebanyak 28.533 orang.
Sementara, berdasarkan data dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Mataram jumlah keluarga miskin di daerah ini sekitar 36 ribu KK.
"Kami terus berupaya menjelaskan kepada warga yang protes karena tidak mendapatkan BLSM sebagai konpensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)," kata Lurah Dasan Agung Kecamatan Selaparang Kota Mataram Hambali di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan, selain penjelasan dari kelurahan, pihaknya juga menugaskan aparat lingkungan dan kader untuk menjelaskan bahwa penentuan warga mendapat BLSM itu sepenuhnya ditentukan oleh pusat dan tidak ada intervensi dari pemerintah daerah.
Dia mengakui jumlah penerima BLSM tidak sesuai dengan jumlah warga yang menerima kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) maupun beras untuk masyarakat miskin (Raskin) saat ini. Jumlah penerima BLSM di Kelurahan Dasan Agung sebanyak 713 orang, sementara penerima jamkesmas dan raskin lebih banhyak.
Sementara itu Lurah Taman Sari, Kecamatan Ampenan Zainuddin mengatakan, pihaknya terus berupaya memberikan pemahaman kepada warga yang protes, karena tidak mendapatkan BLSM.
"Kami tetap konsiten menjelaskan bahwa data penerima BLSM yang juga penerima raskin adalah data terbaru dari pemerintah pusat yakni sebanyak 205 KK dari sebelumnya sebanyak 300 KK lebih di Kelurahan TamanSari," katanya.
Dia mengatakan, penjelasan yang disampaikan kepada warga yang protes karena tidak mendapatkan BLSM itu nampaknya dapat dipahami. Sejauh ini penyaluran bantuan tersebut di Kota Mataram berjalan aman dan lancar.
Namun demikian, katanya, melihat kondisi yang rawan konflik, kedepan dalam melakukan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) hendaknya melibatkan aparat kelurahan atau lingkungan, karena mereka yang lebih mengetahui kondisi warganya yang layak menjadi sasaran program kesejahteraan sosial pemerintah.
Sahar (55), salah seorang penerima BLSM di Lingkungan Bawak Bagek, Kelurahan Dasan Agung merasa bersyukur dan berterima kasih atas program ini, karena dana sebesar Rp300 ribu itu cukup bermanfaat disaat berbagai harga kebutuhan pokok meningkat.
"Apalagi anak saya mau masuk sekolah SMA, BLSM ini bisa dimanfaatkan sebagai tambahan membeli perlengkapan sekolah," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Mataram telah melakukan sosialisasi kepada seluruh warga Kota Mataram terkait kuota Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima BLSM sebanyak 28.533 orang.
Sementara, berdasarkan data dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Mataram jumlah keluarga miskin di daerah ini sekitar 36 ribu KK.