Mahasiswa NTB kritisi BLSM tidak tepat sasaran

id BLSM, mahasiswa demo, NTB

Mahasiswa NTB kritisi BLSM tidak tepat sasaran

Mahasiswa asal HMI-MPO Cabang Mataram dan BEM Unram menggelar unjuk rasa di simpang empat Bank Indonesia, di Kota Mataram, Jumat (12/7) terkait program BLSM. (Foto: antaramataram/Anwar) (Unjuk rasa mahasiswa terkait BLSM)

"Pembagian BLSM tidak merata, dan tidak tepat sasaran. Pemerintah perlu evaluasi program pemberdayaan yang disinyalir hanya kepentingan kelompok politik tertentu," kata Ahmad Dahlan, koordinator aksi unjuk rasa kelompok mahasiswa NTB.
Mataram (Antara Mataram) - Kelompok mahasiswa di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar unjuk rasa di jalan utama di Kota Mataram, guna mengkritisi program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) yang dinilai tidak tepat sasaran.

"Pembagian BLSM tidak merata, dan tidak tepat sasaran. Pemerintah perlu evaluasi program pemberdayaan yang disinyalir hanya kepentingan kelompok politik tertentu," kata Ahmad Dahlan, koordinator aksi unjuk rasa kelompok mahasiswa NTB itu, saat berorasi di simpang empat Jalan Pejanggik-Langko-Udayana-Airlangga, Kota Mataram, Jumat.

Unjuk rasa itu dilakukan lebih dari 30 orang mahasiswa yang membawa atribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamt Organisasi (MPO) Cabang Mataram, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mataram (Unram).

Bahkan mereka membawa replika keranda jenazah dan membakarnya di badan jalan simpang empat samping Kantor Bank Indonesia (BI) Mataram.

Aparat kepolisian terpaksa menggunakan alat pemadam api untuk memadamkan kobaran api dari replika keranda jenazah yang dibakar itu.

Pemadaman kobaran api itu juga dilakukan secara paksa agar kelompok mahasiswa itu dapat membubarkan diri.

Unjuk rasa itu dilakukan sekitar empat jam sebelum rencana kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, di Mataram, terkait puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-66, 12 Juli 2013.

Lokasi unjuk rasa dengan tempat kegiatan puncak peringatan Harkopnas 2013 itu kurang dari satu kilometer.

Dalam orasinya pada aksi massa itu, Ahmad juga mengungkapkan aspirasi mereka yang menuntut Presiden Yudhoyono menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) karena telah terjadi instabilisasi harga barang kebutuhan pokok lainnya.

"Kami berharap, Pak Presiden yang hari ini akan segera melakukan kegiatan di NTB agar dapat mendengar aspirasi kami dan menyikapinya karena masyarakat banyak juga mengkritisi BLSM, dan program lainnya, terkait kenaikan harga BBM," ujarnya.

Selain orasi secara bergantian, para pengunjuk rasa juga melakukan aksi treatrikal yang bernada menyindir ketidakberesan dalam pembangunan. (*)