Mataram (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, sebanyak 655 kuota haji tahun 1444 Hijriah/2023 untuk Kota Mataram tidak terpenuhi.
Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Kasmi di Mataram, Senin, mengatakan, dari 655 kuota haji reguler yang siap berangkat atau sudah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) sebanyak 622 orang.
"Berdasarkan data Senin (22/5-2023) pukul 11.02 Wita, tercatat jemaah yang melunasi Bipih 590 orang dari kuota 655. Jadi 65 orang tidak melunasi sampai batas akhir pada Jumat (19/5-2023)," katanya.
Sementara dari 65 orang tidak melunasi itu sebanyak 18 orang menyatakan tunda keberangkatannya tahun depan, dengan dibuatkan surat pernyataan tunda agar tahun depan bisa tetap diprioritaskan berangkat.
"Namun ada lagi tambahan kuota jemaah yang berhak berangkat 32 orang, sehingga jika ditambah dengan 590 calon haji yang sudah melunasi Bipih maka total jemaah yang akan diberangkatkan tahun 2023 sebanyak 622 orang atau kurang dari kuota yang diberikan pemerintah," katanya.
Menurutnya, sebanyak 65 calon haji yang gagal berangkat karena tidak melunasi Bipih rata-rata beralasan tidak punya cukup uang untuk melakukan pelunasan.
Besaran pelunasan Bipih yang dibayarkan setiap calon haji sebesar Rp26.169.400. Jumlah itu merupakan sisa dari yang harus dibayarkan calon haji ditambah dengan setoran awal untuk mendapatkan nomor porsi sebesar Rp25.000.000 sehingga menjadi Rp51.169.400 atau sesuai besaran Bipih untuk Embarkasi Lombok.
"Mereka tidak siap dana, dan kita sudah minta mereka membuat surat pernyataan sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat adanya perubahan regulasi dan lainnya ke depan," katanya.
Lebih jauh Kasmi mengatakan, tahapan pemberangkatan calon haji saat ini adalah sedang dilakukan proses pemilahan paspor untuk dikirim dan ke Kantor Wilayah Kemenag NTB.
"Dokumen paspor jemaah yang kita kirim untuk dilakukan pemindaian sekaligus mengecek kembali kelengkapan dokumen calon haji. Jika ada yang kurang, dokumen jemaah akan dikembalikan untuk dilengkapi," katanya.
Baca juga: Kemenag segera rumuskan tambahan kuota haji
Baca juga: Komisi VIII DPR minta Kemenag bagi kuota tambahan
Di sisi, lanjutnya, berdasarkan informasi jemaah asal Kota Mataram akan terbagi menjadi dua kelompok terbang (kloter) yakni satu kloter utuh dan satu kloter campuran.
"Untuk jadwal pemberangkatan kita belum terima data resmi dari Kantor Wilayah Kemenag NTB. Tapi informasi yang kami terima kloter utuh Mataram masuk kloter empat yang akan diterbangkan pada tanggal 14 atau 15 Juni 2023," katanya.
Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Kasmi di Mataram, Senin, mengatakan, dari 655 kuota haji reguler yang siap berangkat atau sudah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) sebanyak 622 orang.
"Berdasarkan data Senin (22/5-2023) pukul 11.02 Wita, tercatat jemaah yang melunasi Bipih 590 orang dari kuota 655. Jadi 65 orang tidak melunasi sampai batas akhir pada Jumat (19/5-2023)," katanya.
Sementara dari 65 orang tidak melunasi itu sebanyak 18 orang menyatakan tunda keberangkatannya tahun depan, dengan dibuatkan surat pernyataan tunda agar tahun depan bisa tetap diprioritaskan berangkat.
"Namun ada lagi tambahan kuota jemaah yang berhak berangkat 32 orang, sehingga jika ditambah dengan 590 calon haji yang sudah melunasi Bipih maka total jemaah yang akan diberangkatkan tahun 2023 sebanyak 622 orang atau kurang dari kuota yang diberikan pemerintah," katanya.
Menurutnya, sebanyak 65 calon haji yang gagal berangkat karena tidak melunasi Bipih rata-rata beralasan tidak punya cukup uang untuk melakukan pelunasan.
Besaran pelunasan Bipih yang dibayarkan setiap calon haji sebesar Rp26.169.400. Jumlah itu merupakan sisa dari yang harus dibayarkan calon haji ditambah dengan setoran awal untuk mendapatkan nomor porsi sebesar Rp25.000.000 sehingga menjadi Rp51.169.400 atau sesuai besaran Bipih untuk Embarkasi Lombok.
"Mereka tidak siap dana, dan kita sudah minta mereka membuat surat pernyataan sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat adanya perubahan regulasi dan lainnya ke depan," katanya.
Lebih jauh Kasmi mengatakan, tahapan pemberangkatan calon haji saat ini adalah sedang dilakukan proses pemilahan paspor untuk dikirim dan ke Kantor Wilayah Kemenag NTB.
"Dokumen paspor jemaah yang kita kirim untuk dilakukan pemindaian sekaligus mengecek kembali kelengkapan dokumen calon haji. Jika ada yang kurang, dokumen jemaah akan dikembalikan untuk dilengkapi," katanya.
Baca juga: Kemenag segera rumuskan tambahan kuota haji
Baca juga: Komisi VIII DPR minta Kemenag bagi kuota tambahan
Di sisi, lanjutnya, berdasarkan informasi jemaah asal Kota Mataram akan terbagi menjadi dua kelompok terbang (kloter) yakni satu kloter utuh dan satu kloter campuran.
"Untuk jadwal pemberangkatan kita belum terima data resmi dari Kantor Wilayah Kemenag NTB. Tapi informasi yang kami terima kloter utuh Mataram masuk kloter empat yang akan diterbangkan pada tanggal 14 atau 15 Juni 2023," katanya.