Mataram (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menargetkan penghimpunan zakat, infak dan sedekah (ZIS) tahun 2024 sebesar Rp6,5 miliar.
Kepala Baznas Kota Mataram H Djaswad di Mataram, Jumat, mengatakan, target tersebut naik dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp6 miliar dengan realisasi Rp5,8 miliar.
"Tahun 2023, target kita tidak tercapai karena adanya keterlambatan pembayaran ZIS kemudian di akumulasi pada Januari 2024," katanya.
Sementara untuk catatan laporan, harus disampaikan secara riil nilai ZIS yang terhimpun pada saat itu.
"Kalau kita gabung dengan pembayaran ZIS yang terakumulasi di Januari 2024, target kita itu tercapai. Tapi kan tidak bisa," katanya.
Terkait dengan itu, katanya, untuk mencapai target ZIS yang ditetapkan tahun 2024 sebesar Rp6,5 miliar, Baznas akan merubah sistem pembayaran zakat di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Insya Allah, sistem pembayaran zakat di kalangan ASN akan kita rubah dengan memotong langsung dari bank pembayar gaji. Tanpa manual melalui bendahara," katanya.
Apalagi potensi ZIS dari kalangan ASN Kota Mataram setahun bisa mencapai Rp10 miliar. Sementara saat ini baru ditargetkan Rp6,5 miliar.
"Jadi masih banyak peluang yang perlu kita optimalkan," katanya.
Lebih jauh Djaswad mengatakan, untuk mencapai target tersebut Baznas selalu terbuka dalam penggunaan dan penyaluran ZIS yang sudah terhimpun untuk berbagai program bantuan yang sudah direncanakan.
"Program-program bantuan yang sudah kami laksanakan kita laporkan secara berkala tiga bulan sekali. Dengan demikian, bisa memotivasi para muzaki untuk lebih aktif dan yakin berzakat melalui Baznas," katanya.
Pendistribusian ZIS oleh Baznas Kota Mataram dilaksanakan melalui lima program meliputi program Mataram peduli, Mataram sejahtera, Mataram cerdas, Mataram sehat, dan Mataram taqwa.
"Semua program itu harus memenuhi target sasaran yakni masyarakat miskin sesuai dengan 8 sanad penerima zakat dalam Al Quran," ujarnya.
Terkait dengan itulah, selain merubah sistem pemotongan zakat bagi kalangan ASN untuk mencapai target potensi ZIS, Baznas Kota Mataram juga aktif melakukan sosialisasi terhadap kewajiban berzakat.
"Harapan kita, upaya tersebut bisa menumbuhkan kesadaran para ASN untuk membayar zakat," kata Djaswad.
Kepala Baznas Kota Mataram H Djaswad di Mataram, Jumat, mengatakan, target tersebut naik dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp6 miliar dengan realisasi Rp5,8 miliar.
"Tahun 2023, target kita tidak tercapai karena adanya keterlambatan pembayaran ZIS kemudian di akumulasi pada Januari 2024," katanya.
Sementara untuk catatan laporan, harus disampaikan secara riil nilai ZIS yang terhimpun pada saat itu.
"Kalau kita gabung dengan pembayaran ZIS yang terakumulasi di Januari 2024, target kita itu tercapai. Tapi kan tidak bisa," katanya.
Terkait dengan itu, katanya, untuk mencapai target ZIS yang ditetapkan tahun 2024 sebesar Rp6,5 miliar, Baznas akan merubah sistem pembayaran zakat di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Insya Allah, sistem pembayaran zakat di kalangan ASN akan kita rubah dengan memotong langsung dari bank pembayar gaji. Tanpa manual melalui bendahara," katanya.
Apalagi potensi ZIS dari kalangan ASN Kota Mataram setahun bisa mencapai Rp10 miliar. Sementara saat ini baru ditargetkan Rp6,5 miliar.
"Jadi masih banyak peluang yang perlu kita optimalkan," katanya.
Lebih jauh Djaswad mengatakan, untuk mencapai target tersebut Baznas selalu terbuka dalam penggunaan dan penyaluran ZIS yang sudah terhimpun untuk berbagai program bantuan yang sudah direncanakan.
"Program-program bantuan yang sudah kami laksanakan kita laporkan secara berkala tiga bulan sekali. Dengan demikian, bisa memotivasi para muzaki untuk lebih aktif dan yakin berzakat melalui Baznas," katanya.
Pendistribusian ZIS oleh Baznas Kota Mataram dilaksanakan melalui lima program meliputi program Mataram peduli, Mataram sejahtera, Mataram cerdas, Mataram sehat, dan Mataram taqwa.
"Semua program itu harus memenuhi target sasaran yakni masyarakat miskin sesuai dengan 8 sanad penerima zakat dalam Al Quran," ujarnya.
Terkait dengan itulah, selain merubah sistem pemotongan zakat bagi kalangan ASN untuk mencapai target potensi ZIS, Baznas Kota Mataram juga aktif melakukan sosialisasi terhadap kewajiban berzakat.
"Harapan kita, upaya tersebut bisa menumbuhkan kesadaran para ASN untuk membayar zakat," kata Djaswad.