Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menawarkan berbagai peluang investasi energi bersih kepada pihak British Embassy Jakarta atau Kedutaan Besar Inggris Jakarta.

"NTB ingin berkontribusi dalam peningkatan hubungan bilateral antara Inggris dengan Indonesia ke depan," kata Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal usai menerima perwakilan British Embassy Jakarta di Mataram, Kamis.

Iqbal mengatakan, pihaknya punya visi terkait pembangunan energi bersih dan berkelanjutan sebagai langkah strategis untuk membantu Indonesia mewujudkan target emisi nol bersih atau net zero emission.

Menurutnya, tiga pemerintahan yang tergabung dalam wilayah Kepulauan Sunda Kecil (Bali, NTB, dan NTT) juga sudah membangun super grid yang terkoneksi dan menyuplai energi bersih dari NTB dan NTT ke Bali.

"Kami juga bicara mengenai peningkatan kapasitas masyarakat, LSM, dan juga pegawai pemerintahan Provinsi NTB ke depan dalam berbagai isu yang kami butuhkan," kata Iqbal.

Baca juga: NTB tegaskan komitmen menjadi provinsi hijau pada 2035

Berdasarkan data PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB), kontribusi energi baru terbarukan pada sistem kelistrikan NTB baru sekitar 5 persen atau 22 megawatt dari total daya mampu sebesar 400 megawatt.

Sumber setrum bersih paling besar berasal dari pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS yang terletak di Sengkol, Sambelia, dan Pringgabaya, dan Gili Trawangan.

Lebih lanjut Iqbal menyampaikan catatan bahwa semua proyek kerja sama yang dilakukan harus melibatkan masyarakat sekitar proyek dalam bentuk koperasi atau kelembagaan lainnya.

Keterlibatan masyarakat guna memastikan pembangunan tidak hanya menguntungkan satu pihak, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi penduduk lokal.

"Hal itu untuk memastikan mereka juga tetap memberikan dukungan terhadap proyek tersebut," pungkas Gubernur Iqbal.

Baca juga: Gubernur Iqbal ingin NTB jadi lumbung energi bersih
Baca juga: PLN hadirkan Supersun di Gili Asahan, energi bersih untuk pulau terluar NTB


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025