Kota Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Seorang dokter di Kota Probolinggo, Jawa Timur terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga menambah jumlah pasien positif terpapar virus tersebut di kota setempat menjadi 11 orang.
"Pasien positif COVID-19 di Kota Probolinggo bertambah satu orang dan itu menambah daftar pasien yang semula 10 orang menjadi 11 orang," kata Wakil Wali Kota Mochammad Soufis Subri saat rilis melalui video conference (vidcon), Minggu petang.
Menurutnya hal tersebut menjadi gambaran penyebaran COVID-19 di Kota Probolinggo yang terus terjadi dan pasien yang terinfeksi virus corona juga berasal dari tenaga kesehatan yakni seorang dokter.
"Kami mengumumkan secara beruntun pada Sabtu (9/5) dan Minggu terkait tenaga kesehatan yang terinfeksi virus Corona karena menunggu hasil laboratorium yang dituju yaitu Universitas Airlangga Surabaya dan menunggu konfirmasi dari provinsi," tuturnya.
Ia menjelaskan tenaga kesehatan adalah benteng terakhir penyembuhan COVID 19 dan dua orang tenaga kesehatan di Kota Probolinggo itu diduga terpapar saat membantu proses persalinan atau konsultasi dengan pasien.
"Sejak melakukan rapid tes dan swab, kedua tenaga kesehatan tersebut sudah menjalani isolasi dan tracking. Sekali lagi kami imbau masyarakat untuk menyampaikan keadaan dirinya secara terbuka dan jujur," katanya.
Seluruh pihak yang berhubungan dengan tenaga kesehatan, agar menyampaikan keadaan dirinya secara terbuka dan jujur, sehingga tenaga kesehatan dapat melakukan standar operasional prosedur sesuai ketentuan.
"Apabila masyarakat tidak terbuka saat memeriksakan diri, maka akibatnya seperti dua hari terakhir yakni tenaga kesehatan di Kota Probolinggo akhirnya harus terpapar COVID-19," ujarnya.
Ia menjelaskan pihaknya sudah melakukan semua sesuai SOP, koordinasi dengan seluruh jajaran samping bagaimana mencegah penyebaran COVID-19, sehingga pihaknya sungguh-sungguh berharap masyarakat mematuhi instruksi, aturan, ketentuan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah.
Menurut Subri, pemerintah cukup aman dan berhati-hati dalam bertindak, serta melakukan langkah-langkah agar rumah sakit yang menjadi tempat berkegiatan tidak menjadi kluster baru.
"Tempat praktik di rumah sakit swasta sudah di-lockdown, tenaga kesehatan juga sudah menjalani isolasi dan mereka tergolong OTG (Orang Tanpa Gejala)," katanya.
Ia berharap masyarakat yang pernah berhubungan dengan dua tenaga kesehatan tersebut bisa menghubungi puskesmas terdekat, sehingga masyarakat diminta melaporkan untuk memutus mata rantai COVID-19.
Saat vidcon yang juga live melalui akun facebook Pemerintah Kota Probolinggo itu disebutkan dalam waktu dekat akan mengundang semua rumah sakit di Kota Probolinggo untuk menyosialisasikan standar baru yang dimiliki RSUD dr Mohamad Saleh.
"Semua rumah sakit harus menyesuaikan standar tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing, agar tidak ada lagi tenaga kesehatan yang terpapar virus Corona," ujarnya.
Sementara itu Dandim 0820 Probolinggo Letkol Inf. Imam Wibowo kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan seperti wajib pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan ,dan rajin membersihkan tangan dengan sabun.
Berita Terkait
Kepala Dinas Pertanian Kota Probolinggo meninggal dunia karena COVID-19
Rabu, 7 Oktober 2020 22:28
Rela batal umrah, penjual pecel Kota Probolinggo sumbangkan tabungan koin untuk COVID-19
Selasa, 21 April 2020 7:59
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14