KAPOLDA NTB: WASPADAI PERGERAKAN MANTAN TERORIS

id

         Mataram (ANTARA) - Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen Polisi Arif Wachyunadi, mengingatkan seluruh jajarannya untuk mewaspadai pergerakan para mantan teroris yang masa hukumannya sudah selesai.

         "Waspadailah pergerakan mantan-mantan teroris yang mungkin saja beraksi kembali dan mungkin juga itu ada di daerah ini," kata Wachyunadi, setelah memimpin upacara gelar pasukan di Lapangan Gadjah Mada Polda NTB, di Mataram, Kamis.

         Gelar pasukan itu mengawali Operasi Lilin Rinjani Tambora (Rintam) 2010 yang akan berlangsung selama 10 hari, terhitung mulai 24 Desember 2010 hingga 2 Januari 2011.

         Operasi Lilin Rintam 2010 itu melibatkan 2.013 orang personel Polri dan seratusan personel TNI dan perlindungan masyarakat (linmas).

         Saat membacakan sambutan Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, dalam upacara gelar pasukan itu, Wachyunadi, juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap pergerakan para mantan teroris itu.

          Kepada wartawan, ia mengatakan, sejumlah mantan teroris sudah selesai menjalani masa hukuman sehingga kembali membaur dengan kehidupan masyarakat.

          "Biasanya di daerah lain, tetapi siapa satu mereka (mantan teroris) itu muncul di sini, jalan-jalan ke sini," ujarnya.

          Brigjen Wachyunadi tidak menampik adanya indikasi pergerakan teroris di wilayah NTB, ketika disinggung aksi penangkapan terhadap MH, warga Kota Bima, awal Desember lalu.

          Menurut dia, MH merupakan bagian dari jaringan teroris dan terindikasi sebagai penyumbang dana dan layak dijerat Undang Undang Terorisme.

          "MH itu penyumbang dana, membantu melakukan, dan itu indikasi, tapi sebatas memberikan dukungan anggaran. Mungkin saja dia juga tidak tahu peruntukan dana yang disokongnya itu ternyata untuk kejahatan, sehingga perlu juga diwaspadai," ujarnya.

          Wachyunadi mengilustrasikan sikap waspada terhadap pergerakan MH antara lain berupa peningkatan komunikasi dengannya, dan kegiatan pembinaan lainnya, agar tidak terlibat dalam aktivitas jaringan teroris.

          Dia pun mengakui, Polda NTB dan jajarannya telah membentuk tim khusus pengawasan pergerakan teroris sekaligus mengamankan objek vital dan lokasi yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara.

         Tim khusus pengawasan teroris itu terdiri dari dua bagian yakni Satuan Tugas (Satgas) Intel dan Satgas Preventif yang dipimpin oleh perwira menengah.

         Tim khusus itu pun sudah pernah mengidentifikasi daerah-daerah yang memungkinkan dijadikan tempat persembunyian para pelaku teroris, selain memetakan potensi pergerakan para teroris yang langsung ditindaklanjuti dengan upaya pemeriksaan ketat terhadap setiap orang dan kendaraan bermotor yang melintasi lokasi-lokasi strategis itu.

         Tim khusus pengawasan teroris Polda NTB itu juga meningkatkan koordinasi dengan jajaran Kepolisian Resor (Polres) dan Kepolisian Sektor (Polsek) untuk menciptakan kondisi keamanan yang bebas dari ancaman teror bom.

(*)