Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat hingga saat ini belum menerima laporan terkait adanya siswa yang dinyatakan positif terpapar COVID-19.
"Kita akui, dirilis Gugus COVID-19 yang mencatat ada anak usia 6 tahun, 12 dan 13 tahun adalah anak usia sekolah tapi sampai saat ini belum ada laporan dari pihak sekolah secara resmi," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan menanggapi data dari Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Mataram yang merilis kasus positif baru COVID-19, dari kalangan anak-anak usia sekolah. Dengan rincian pasien inisial IGA (laki-laki) usia 13 tahun dari Kelurahan Monjok, pasien NGAKDV (perempuan) usia 12 tahun dari Kelurahan Pagesangan Timur dan GA (perempuan) usia 6 tahun dari Kelurahan Taman Sari.
"Terhadap identitas dan informasi resmi anak-anak yang dinyatakan positif COVID-19 itu, belum kita tahu apakah itu klaster keluarga atau sekolah. Karena, kita harus pastikan selama ini apakah mereka sudah ke sekolah ikut simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) atau tidak," kantanya.
Menurutnya, apabila ada laporan resmi dari sekolah terkait dengan siswa atau guru yang dinyatakan positif COVID-19, maka Disdik segera mengambil kebijakan untuk menutup atau "lockdown" sekolah tersebut.
Kemudian dilakukan tindaklanjut sesuai protokol pencegahan COVID-19 dari Gugus Tugas COVID-19. Baik itu untuk penyemprotan disinfektan, maupun pelacakan kontak di lingkungan sekolah.
"Tapi informasi yang kami terima belum ada, jadi kita belum tahun anak-anak yang positif COVID-19 itu sekolahnya dimana. Laporan dari sekolah secara resmi juga belum ada," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya berharap siswa dan orang tua tetap tenang selama anak-anaknya melaksanakan simulasi PTM hingga batas waktu yang ditetapkan, untuk kemudian dilakukan tahap evaluasi apakah PTM dilanjutkan secara utuh atau tidak.
"Tapi untuk saat ini, kita tetap melaksanakan simulasi PTM sampai ada keputusan final terkait lanjut atau tidaknya PTM dari Gugus COVID-19," katanya.
Berdasarkan hasil evaluasi sementara dari seluruh kepala sekolah terhadap kegiatan simulasi PTM baik tingkat TK, SD maupun SMP, sejauh ini berjalan lancar dan banyak orang tua yang mengacungkan jempol dengan sistem PTM saat ini.
Pasalnya, hampir semua sekolah sudah melaksanakan upaya pencegahan COVID-19, dengan menerapkan protokol kesehatan baik itu terkait dengan masker, mencuci tangan, maupun menjaga jarak.
"Jadi anak-anak sudah 'enjoy' masuk sekolah, bisa bertemu dengan teman-temannya, guru sehingga tugas lebih terarah dan banyak informasi penting yang didapatkan dari guru tidak hanya sebatas dari 'whatsapp' saja," katanya.
Berita Terkait
National retail industry has recovered from COVID-19 effects: Minister
Kamis, 2 Mei 2024 17:15
TTS akibat vaksin AstraZeneca sangat langka
Rabu, 1 Mei 2024 19:43
CKPN sebut Cadangan kerugian perbankan per Februari bisa tutup kredit macet
Rabu, 3 April 2024 6:26
OJK mengumumkan restrukturisasi kredit COVID-19 berakhir
Minggu, 31 Maret 2024 19:39
Stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 capai Rp830,2 triliun
Minggu, 31 Maret 2024 19:30
OJK akhiri restrukturisasi kredit
Minggu, 31 Maret 2024 18:47
Mantan Presiden Jair Bolsonaro dituduh palsukan data vaksinasi COVID
Rabu, 20 Maret 2024 8:04
COVID-19 pandemic provideslesson to anticipate unknown viruses
Senin, 4 Maret 2024 5:40