Wagub NTB: Optimalkan fasilitas pengelolaan sampah TPA Kebon Kongok

id NTB,Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah,TPA Kebon Kongok,Lombok Barat

Wagub NTB: Optimalkan fasilitas pengelolaan sampah TPA Kebon Kongok

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj Sitti Rohmi Djalilah (kiri) mendampingi Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumatuti (kanan) untuk melihat langsung kondisi terkini dari TPA Kebon Kongo di Kabupaten Lombok Barat. (ANTARA/Diskominfotik NTB).

Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Hj Sitti Rohmi Djalilah meminta agar fasilitas pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Lombok Barat, dioptimalkan.

Sitti Rohmi Djalilah saat mendampingi Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumatuti, untuk melihat langsung kondisi terkini dari TPA Kebon Kongok, sebagaimana keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Minggu menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus berikhtiar mewujudkan misi NTB Asri dan Lestari melalui Program NTB Zero Waste (nol sampah).

Salah satu upaya itu, katanya, dengan mengoptimalkan fasilitas pengelolaan sampah di TPA Regional Kebon Kongok, Lombok Barat. Hal ini bertujuan agar pengelolaan TPA Kebon Kongok dapat dengan mudah dilakukan dan terintegrasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.

Sementara Diana Kusumatuti mengatakan akan siap membantu setiap proses pengembangan di TPA Kebon Kongok dan memastikan bahwa pemerintah daerah dapat terintegrasi dengan kabupaten/kota.

"Pemerintah daerah diharapkan dapat memastikan take over dari produk pengelolaan sampah dan mempersiapkan desain TPA yang komprehensif hingga penanganan residunya," ujarnya.

Kondisi terkini TPA Kebon Kongok, kata dia, lahannya sudah kelebihan kapasitas sehingga diperlukan perluasan kawasan dengan pembebasan lahan hingga 4,8 hektare. Dari luas lahan tersebut diperuntukkan untuk lahan baru seluas 2 hektare.

Berbagai jenis teknologi pengelolaan sampah tengah dikembangkan di Kebon Kongoq saat ini, salah satunya refuge diesel fuel (RDF), yaitu teknologi yang mengolah sampah menjadi pellet co firing batu bara.

Penelitian dan pengembangan pengolahan sampah menjadi RDF atau solid recovered fuel (SRF) kerja sama dengan PT Indonesia Power PLTU Jeranjang dengan kapasitas desain 5 ton/hari, saat ini bisa memproduksi rata-rata 200 kg RDF/SRF per hari.