Ponpes As-Sunnah terkendali pasca insiden penyerangan

id NTB,Bakesbangpoldagri NTB,Insiden Ponpes As-sunnah,penyerangan pesantren,lombpk timur, penyerangan pesantren

Ponpes As-Sunnah terkendali pasca insiden penyerangan

Kepala Bakesbangpoldagri NTB Lalu Abdul Wahid. ANTARA/Nur Imansyah/dok

Mataram (ANTARA) - Situasi Pondok Pesantren As-Sunnah Bagek Nyake di Kecamatan Aikmal, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) setelah penyerangan oleh orang tidak dikenal pada Minggu (2/1) dini hari, kini sudah terkendali.

"Saat ini kondisi di lapangan, insya Allah semua sudah terkendali," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB Lalu Abdul Wahid, di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dan Pemerintah Provinsi NTB bersama forkopimda di antaranya kepolisian, TNI, termasuk MUI juga sudah mengambil langkah-langkah strategis untuk meredam gejolak yang terjadi di tengah masyarakat.

Salah satu keputusannya semua pihak sudah sepakat untuk menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk menindak dan mengusut kasus tersebut hingga tuntas.

"Kami sudah mengambil langkah-langkah strategis baik Pemkab Lombok Timur dan Pemprov NTB, insya Allah secepatnya diselesaikan," ujarnya pula.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk bisa tenang dan menahan diri serta tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis yang dapat mengganggu stabilitas daerah.

"Kalaupun ada suara-suara yang berkembang di masyarakat masih disampaikan dengan cara-cara yang tertib, dan serahkan semua kepada pemerintah dan aparat hukum yang menyelesaikan. Makanya mari kita sama-sama menahan diri dan tidak main hakim sendiri," katanya pula.

Sebelumnya, Polda NTB meminta warga untuk tetap tenang terkait aksi sekelompok orang tidak dikenal yang mengakibatkan sejumlah fasilitas rusak di Pondok Pesantren (Ponpes) As-Sunnah, Bagek Nyaka, Kecamatan Aikmal, Lombok Timur pada Minggu (2/12) dini hari.

Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto mengatakan kejadian tersebut diduga buntut dari menyebarnya potongan video yang mendiskreditkan sejumlah makam leluhur di Lombok.

"Dalam waktu dekat kami akan mengambil keterangan dari berbagai pihak terkait permasalahan tersebut baik kasus perusakan dan video ujaran kebencian tersebut, percayakan kepada pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut dan masyarakat agar tenang," ujarnya pula.

Dia menjelaskan, sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) dan warga juga telah mendatangi Polda NTB untuk menyampaikan laporan terkait keberatan terhadap ujaran dalam video tersebut.

Untuk itu, warga diharap tenang dan tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat mengganggu jalannya proses penegakan hukum yang dilakukan pihak kepolisian.

Dia menyatakan, untuk tetap menjaga kamtibmas di Ponpes As-Sunah Bagik Nyaka dan lokasi pembangunan Masjid Imam Asy Syafi'i serta rumah H Sunardi selaku ketua pembangunan masjid, telah dilakukan pengamanan ekstra dari Polres Lombok Timur dan brimob serta menjaga status quo TKP tersebut.

Selain itu, Artanto menyebutkan bahwa pihaknya segera melakukan penggalangan terhadap tokoh masyarakat, tokoh agama agar tidak terprovokasi, dan melakukan penebalan pengamanan dari Sabhara Polres dan Kompi Brimob Lombok Timur.

"Kami imbau, agar warga tetap tenang, dan jangan melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu jalannya proses yang kami lakukan," katanya lagi.