NTB menjamin ketersediaan daging untuk kebutuhan MotoGP Mandalika

id NTB,MotoGP,Sirkuit Mandalika,Lombok,Disnakeswan NTB,Sapi

NTB menjamin ketersediaan daging untuk kebutuhan MotoGP Mandalika

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, drh Khairul Akbar. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menjamin ketersediaan daging sapi untuk kebutuhan MotoGP yang berlangsung di Sirkuit Mandalika pada 18-20 Maret 2022.

"Kami akan menjamin ketersediaan daging dan telur di NTB selama MotoGP," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, drh Khairul Akbar di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan jumlah populasi sapi di NTB sebanyak 1,3 juta ekor yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, dengan kebutuhan daging terbesar berada di Pulau Lombok, namun ketersediaan sapi masih kurang sehingga pemenuhan kebutuhan daging didatangkan dari Pulau Sumbawa.

"Pada 2022 ini, kuota pengiriman ternak dari Pulau Sumbawa ke Lombok itu sebanyak 44 ribu ekor.



Tetapi untuk izinnya, tidak sembarangan bisa masuk hewan ternak kecuali ada izinnya. Itu khusus untuk ternak pejantan saja," kata  Khairul Akbar.

Selain pengiriman di dalam provinsi, sapi asal NTB juga dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia. Tahun ini kuota pengiriman sapi asal NTB sebanyak 16.500 ekor, utamanya dari Bima dengan kuota pengiriman sebanyak 12 ribuan ekor.

"Ini untuk pengembangan usaha penggemukan di Bima, jadi petani dan pelaku usaha membeli ternak mereka dan dibawa ke Jakarta sebagai ternak kurban. Jadi kuota itu khusus untuk kurban dan dikirim melalui tol laut," ujarnya.



Rata-rata konsumsi daging di NTB sekitar 6,5 kg per kapita per tahun. Kebutuhan daging di dalam daerah sudah terpenuhi dengan stok sapi yang dimiliki. Namun terkait dengan berapa kebutuhan daging saat berlangsung event MotoGP, data kebutuhannya masih dalam proses penyusunan oleh tim.

Sejauh ini, kata Khairul Akbar, pihaknya belum mengeluarkan izin untuk memasukkan daging beku ke NTB. Namun tidak tertutup kemungkinan ke depan akan ada izin untuk memasukkan daging beku dari luar, sebab banyak wisatawan asing yang meminta daging kualitas impor.

"Saat ini kami terus berupaya memenuhi konsumsi daging yang dipasok dari Pulau Sumbawa, tidak untuk daging impor," katanya.