Lombok Barat (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan bantuan penerangan sebagai upaya mendukung pengembangan potensi desa wisata di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, H M Fajar Taufik, di Kabupaten Lombok Barat, Sabtu, mengatakan dari 60 desa wisata yang ada hanya 12 desa yang bergerak cepat memanfaatkan peluang yang disiapkan Kementerian ESDM.
Ia menyebutkan sebanyak 12 desa wisata itu adalah Desa Wisata Mekarsari, Buwun Sejati, Sedau, Batu Kumbung, Saribaye, Batulayar, Banyumulek, Kebon Ayu, Dasan Griye, Giri Sasak, Lembar Selatan, dan Sekotong Tengah.
"Info ini sudah kami dapatkan satu bulan yang lalu pada saat sosialisasi awal dan sudah kami informasikan kepada pengurus 60 desa wisata. Tapi hanya 12 yang menyerahkan dokumen kondisi pagi dan malam hari, artinya mereka masih membutuhkan penerangan," katanya.
Taufik mengatakan, program Kementerian ESDM di desa wisata Kabupaten Lombok Barat, nantinya akan menjadi yang pertama dilaksanakan di kabupaten/kota seluruh Indonesia. Lombok Barat sendiri menjadi percontohan program pemberian bantuan penerangan untuk desa wisata.
Melalui program tersebut, desa wisata di Kabupaten Lombok Barat nantinya mampu mempersiapkan diri untuk beroperasi pada malam hari agar dapat mengangkat perekonomian masyarakat.
"Dengan begitu, desa wisata yang ada di Lombok Barat kita harapkan bisa berkembang sebagai alternatif destinasi wisata yang ada selama ini," katanya.
Sementara itu, Supriyadi selaku perwakilan dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM menjelaskan pihaknya akan mencari desa wisata yang dapat ditingkatkan potensinya dengan bantuan penerangan tersebut.
"Kami dari Kementerian ESDM itu berusaha untuk memanfaatkan lokasi yang ada, kami dukung dari sisi penerangannya. Apakah dari sisi penerangan jalan umum atau nanti dari sisi etnik," ujarnya.
Sejak beberapa hari yang lalu, kata dia, pihaknya didampingi jajaran Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat melakukan kunjungan ke desa wisata yang akan diberikan bantuan.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara spesifik jumlah bantuan yang akan didistribusikan ke desa wisata. Termasuk untuk mengecek pengelolaan di desa wisata.
"Kami harus melihat langsung ke lapangan, kepemilikan juga siapa yang mengelola dan lain sebagainya, kemudian manfaat ekonominya seperti apa. Jangan sampai nanti kita sudah dukung di penerangan tetapi tidak optimal untuk wisata malamnya. Jadi kita memang benar-benar perlu mengkaji seberapa besar manfaat dari bantuan yang akan kami berikan," ucap Supriyadi.
Berita Terkait
Laboratorium "onsite" LEMIGAS efektivitas produksi migas
Sabtu, 4 Mei 2024 8:16
Nuklir, amonia dan hidrogen masuk dalam RUU EBET
Jumat, 3 Mei 2024 4:41
Tim ESDM Siaga Bencana salurkan bantuan pengungsi Gunung Ruang Sumut
Minggu, 21 April 2024 19:30
Indonesia akselerasi PLTS Atap untuk EBT
Kamis, 18 April 2024 5:34
Kementerian ESDM menggelar sarasehan media perkuat sinergi-kolaborasi
Jumat, 5 April 2024 6:32
PPSDM KEBTKEtanda tangani kerja sama dengan Pemprov Jakarta
Jumat, 29 Maret 2024 16:01
Kementerian ESDM bantu 100 unit lampu PJU di Lombok Tengah
Minggu, 24 Maret 2024 20:54
Reaktivasi sesar tua picu Gempa Tuban, kata Badan Geologi
Jumat, 22 Maret 2024 19:47