Jakarta (ANTARA) - Teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dinilai mampu membantu bangkit dari kehilangan pembelajaran atau learning loss yang telah memicu penurunan capaian belajar selama pandemi COVID-19.
"Sebagai upaya agar kita bisa bangkit dari learning loss, pemerintah terus melakukan penyesuaian kebijakan dan mendorong dukungan masif dari berbagai pihak dalam rangka pemulihan layanan pendidikan... kami terus mendorong proses belajar dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi," kata Horale Tua Simanullang, S.Pd., selaku Subkor PDPK (Peserta Didik & Pembangunan Karakter) Bidang SMP & SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam siaran pers Quipper pada Selasa.
Implementasi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen diharapkan dapat meminimalisir melebarnya learning loss. Di sisi lain, teknologi terbukti dapat menjadi solusi di berbagai macam implementasi pembelajaran, baik pembelajaran jarak jauh, pembelajaran tatap muka, dan pembelajaran campuran. Hal ini disampaikan Bruder Paulus Sumarno, Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan Pangudi Luhur Bernadus Cikarang.
"Di sekolah kami, penggunaan teknologi untuk membantu KBM sudah kami terapkan sejak awal pandemi. Salah satunya dengan penggunaan learning management system seperti Quipper School Premium. Teknologi semacam itu, sangat membantu mengorganisir kegiatan belajar mengajar jadi lebih efektif dan efisien. Ke depannya, penggunaan teknologi ini akan terus kami maksimalkan meskipun pembelajaran sudah diterapkan tatap muka 100 persen," ungkapnya.
Dilihat dari aspek psikologi, salah satu faktor penyebab learning loss merupakan kesehatan mental siswa. Psikolog Aji Cokro Dewanto, S.Psi., M.Psi mengatakan banyak siswa yang harus PJJ di tengah suasana rumah yang tidak kondusif karena orang tuanya kehilangan pekerjaan, anggota keluarga terpapar COVID-19, atau bahkan harus menyaksikan kematian orang-orang kesayangannya karena COVID-19.
Baca juga: Honda dukung teknologi "power unit" Red Bull
Kondisi itu tentunya menimbulkan kecemasan pada anak yang pada akhirnya menurunkan fokus belajar. Aji mengingatkan perlunya peranan berbagai pihak dalam memulihkan kondisi mental siswa.
Baca juga: Penataan Candi Borobudur pertimbangkan aspek cagar budaya dan teknologi
"Kunci utamanya adalah dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi siswa untuk belajar di segala kondisi dan tempat. Tidak hanya oleh guru di sekolah, tetapi juga di rumah oleh orang tua dan lingkungan sekitar yang dibentuk oleh masyarakat, pemerintah, dan swasta," kata Aji.
Quipper sebagai bagian dari ekosistem pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang selaras dengan pemerintah untuk memprioritaskan pemulihan sektor edukasi dengan menciptakan pembelajaran di mana setiap siswa merasa nyaman dan jadi lebih siap belajar. Hal tersebut diwujudkan Quipper dengan meluncurkan fitur baru, materi baru, serta memperkenalkan teman belajar baru yang menjadi fokus utama di tahun ajaran baru ini.
Head of Marketing Quipper Indonesia, Dedy Purwanto menyampaikan di awal tahun ajaran baru ini Quipper menambah materi berupa Paket Intensif SIMAK UI, Quipper Video After School, Quipper Video English, serta dilengkapi fitur baru seperti Tes Kesiapan Belajar, Tes Uji Potensi, Profil Belajar, Prestasi Belajar, Forum Diskusi, Koin & XP, Live Class, dan Virtual Coaching. Saat ini, Quipper juga telah tersedia untuk pengguna iOS dan dapat diakses melalui perangkat smartphone atau desktop.
Berita Terkait
"Mendoan" game edukasi hafal doa temuan mahasiswa ITT Purwokerto
Kamis, 13 Juni 2019 9:20
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21