Mataram (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat Heru Saptaji mengatakan vanili akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru NTB karena ekspor ke Amerika Serikat pada 2022 direncanakan sebanyak 6,5 ton atau meningkat 100 persen.
"Tahun ini Mr Bill melakukan pembelian sebanyak 6.5 ton vanili atau dua kali lipat dari 2021. Tahun berikutnya akan berada pada kisaran sembilan ton per tahun. Kalau dari sisi hulu siap, maka pasar akan secara terbuka untuk menyerap," kata Heru Saptaji dalam pelepasan ekspor vanili sebanyak 2,5 ton di Mataram, Jumat.
Pelepasan ekspor vanili tersebut dilakukan oleh Sekretaris Daerah NTB H Lalu Gita Ariadi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Heru Saptaji, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I A Mataram, Arinaung, Pemilik UD Rempah Organik Lombok, Muhir Ali, sebagai eksportir, dan Direktur PT Singing Dog Vanilla, Mr Bill Wiedman, sebagai pembeli vanili.
Heru mengatakan kondisi pertumbuhan ekonomi NTB khususnya dari sektor nontambang terus berangsur membaik selama beberapa tahun terakhir. Hal itu terlihat dari grafik ekspor komoditas di luar hasil tambang pada 2020 yang angkanya terus menurun. "Sekarang angka tersebut sudah bisa naik, di mana pada 2021, kita nikmati kenaikan yang begitu tinggi. Kalau kondisi itu terus dipelihara, perekonomian akan semakin membaik," ujarnya.
Bank Indonesia, kata dia, terus berupaya menjaga keberlanjutan dari kegiatan ekspor NTB. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan pendampingan dari hulu ke hilir dengan menyertakan program pengembangan masyarakat di dalamnya.
Baca juga: BI mewaspadai risiko kenaikan inflasi
Baca juga: Gubernur Bank Sentral EMEAP pentingnya dialog kebijakan
"Kami mulai dari melakukan pendampingan untuk meningkatkan produktivitas di sisi hulu sampai ke pendampingan untuk mengolah dan memproduksi produk turunan vanili di sisi hilir yang saat ini sedang dijajaki oleh BI NTB," ucap Heru.
Dalam kesempatan itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I A Mataram Arinaung, menyebutkan jumlah ekspor vanili NTB selama tiga tahun terakhir terus bergerak naik, yakni pada 2020 sebanyak 1,4 ton, kemudian bertambah menjadi 2,4 ton pada 2021, dan pada 2022 rencananya mencapai 6,5 ton.
"Keberhasilan peningkatan jumlah ekspor vanili tidak terlepas dari kerja sama dan pendampingan yang dilakukan oleh Tim Genjot Ekspor terhadap pertumbuhan komoditas vanili organik di NTB, yang sudah dilakukan sejak 2020," katanya.
Sementara itu, Direktur PT Singing Dog Vanilla, Bill Wiedman, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terjalinnya kerja sama ekspor vanili dari NTB. Ia berharap kerja sama tersebut akan terus berjalan dalam jangka panjang karena adanya persamaan tujuan untuk mendukung dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Sekda NTB H Lalu Gita Ariadi juga menilai potensi ekonomi NTB sebagian besar bersumber dari sektor pariwisata dan pertanian. Namun dengan adanya ekspor vanili, kini daerahnya memiliki alternatif tambahan potensi unggulan yang akan membantu agar angka pertumbuhan ekonomi daerah tidak terjun bebas.
"Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, atas komitmen tinggi yang sudah dilakukan untuk mengedepankan vanili sebagai pesona dan unggulan baru di daerah," ujarnya.
Berita Terkait
Prediksi IHSG hari ini akan mendatar di tengah 'wait and see' RDG Bank Indonesia
Senin, 18 November 2024 9:45
Utang luar negeri Indonesia terkendali pada triwulan III-2024
Jumat, 15 November 2024 13:34
Volume transaksi QRIS Bank Muamalat naik 148 persen
Kamis, 14 November 2024 20:46
Bank Indonesia perkirakan anggaran 2025 defisit Rp26,7 triliun
Kamis, 7 November 2024 5:26
Inflasi terjaga didukung konsistensi kebijakan moneter
Sabtu, 2 November 2024 5:45
Mengukir kedaulatan rupiah hingga pelosok Negeri Seribu Rempah
Rabu, 30 Oktober 2024 12:58
Garuda-Bank Mandiri sinergi tingkatkan kunjungan wisata
Sabtu, 26 Oktober 2024 4:11
Ruang penurunan BI-Rate tergantung prospek inflasi dan nilai tukar
Jumat, 18 Oktober 2024 20:01