Mataram, 24/1 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berharap peran tokoh agama di Kabupaten Sumbawa dalam meredam isu menyesatkan, terus berkelanjutan, sebagaimana disepakati dalam pertemuan koordinasi yang digelar di Wisma Daerah di Sumbawa Besar, Rabu (23/1).
"Peran tokoh agama dalam meredam isu menyesatkan itu, diharapkan terus berkelanjutan, dan disepakati dalam pertemuan koordinasi yakni memanfaatkan media penyampaian informasi melalui masjid-masjid," kata Kabag Humas dan Protokol Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Kamis.
Pada Rabu (23/1), Tri mendampingi Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, menggunakan helikopter khusus polri, melakukan peninjauan lokasi kerusuhan di Kabupaten Sumbawa, sekaligus memimpin rapat koordinasi yang digelar di Wisma Daerah di Sumbawa Besar.
Rapat itu dihadiri Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir, Kapolda NTB Brigjen Pol Mochamad Iriawan, dan Komandan Korem (Darem) 162/Wira Bhakti Kolonel Inf Zulfardi Junin, selain Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa serta pimpinan DPRD setempat.
Tri mengatakan, dalam pertemuan itu, disepakati untuk menyampaikan imbauan agar tidak terpengaruh isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) yang dimainkan provokator untuk memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Karena itu dibutuhkan peran tokoh agama dalam penyebaran imbauan tersebut, sekaligus mengajak semua pihak untuk menghormati tata nilai dalam kehidupan bermasyarakat," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Pemprov NTB, lanjut Tri, situasi di Kabupaten Sumbawa telah berangsur-angsur membaik, dan aktivitas masyarakat mulai kembali normal, meskipun belum sepenuhnya seperti sedia kala.
Hanya saja, sekitar seribu warga Kabupaten Sumbawa keturunan Bali, masih memilih bertahan di lokasi pengungsian yakni di Markas Kodim Sumbawa, Markas Kompi Senapan B Batalyon Infanteri (Yonif) 742/SYB, dan di Markas Polres Sumbawa.
Aparat kepolisian yang dibantu satuan TNI terus melakukan patroli dan menyerukan imbauan untuk hidup berdampingan secara damai semua komponen masyarakat di daerah itu.
Untuk penanganan hukum, dipercayakan kepada aparat berwajib untuk menuntaskan sesuai ketentuan yang berlaku.
Versi Polda NTB, dalam kerusuhan yang yang dipicu oleh isu menyesatkan yang mengait-ngaitkan kecelakaan lalu lintas dengan unsur SARA itu, sebanyak 35 unit rumah dibakar, puluhan rumah lainnya rusak berat, dua unit toko dan dua swalayan juga dijarah dan dibakar.
Selain itu, empat mobil dan tujuh sepeda motor dibakar, satu unit hotel (Hotel Tambora) dibakar dan satu bengkel dirusak dan dijarah.
Tujuh sepeda motor lainnya dirusak, enam unit toko dibakar, dan 142 unit kios di Pasar Seketeng, Kecamatan Sumbawa, juga dibakar.
Kerusuhan itu dipicu oleh isu menyesatkan pascatewasnya Arniati (30) yang beragama Islam dalam kecelakaan sepeda motor yang dikendarai anggota Polri yang beragama Hindu Brigader I Gede Eka Swarjana (31). Arniati yang diketahui merupakan pacar anggota polisi itu membonceng di sepeda motor itu.
Kecelakaan lalu lintas itu terjadi pada hari Sabtu tanggal 19 Januari sekitar pukul 23.00 Wita, di jalan raya jurusan Sumbawa-Kanar kilometer 15-16 di dekat tambak udang Dusun Empang, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.
Kronologis kejadian yakni sepeda motor Yamaha Mio DK 5861 WY melaju dari arah Kanar menuju arah Sumbawa, dan ketika tiba di dekat tambak udang itu, kendaraan selip dan terjatuh ke kanan jalan.
Namun, kasus itu dikait-kaitkan dengan unsur SARA dan isu yang berkembang wanita itu bukan tewas akibat kecelakaan lalu lintas, tetapi diperkosa dan dibunuh (*)