Denpasar (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Bali mengatakan ada 698 kuota haji pada 2023 bagi umat Muslim di "Pulau Dewata" --sebutan untuk Bali-- jika jumlah per daerah kembali disesuaikan seperti kondisi normal pada 2019.
Kepala Bidang Haji Kantor Wilayah Kemenag Bali Nurkhamid di Denpasar, Selasa, menyampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah menandatangani nota kesepahaman dengan pihak Arab Saudi di mana Indonesia kembali mendapat 211 ribu kuota haji atau sama seperti 2019. "Sampai sekarang kuota itu kita masih menunggu tindak lanjut resminya, tapi biasanya Bali dapat 698 sesuai pengalaman 2019, ketika kuota 221 ribu," kata dia.
Dengan 698 kuota haji, Bali dapat mengirim lebih dari satu kloter, di mana per kloter diisi 450 orang. Hal itu pun juga tanpa ada batasan usia maksimal 65 tahun seperti tahun sebelumnya. Ia berharap, ada tambahan kuota nantinya seperti pada 2019 yang sebanyak 10 ribu untuk Indonesia, mengingat saat ini tak ada lagi pembatasan.
"Kita sih ingin (penambahan kuota, red.), tapi lagi-lagi tergantung dari kebijakan Arab Saudi. Di 2019 kan ada tambahan 10 ribu, jadi kita dari 698 karena ada tambahan menjadi 1.051 (orang, red.)," katanya.
Pada 2022, jamaah haji dari Bali yang diberangkatkan setengah dari kuota kondisi normal, yaitu 318 orang dengan ketentuan usia di bawah 65 tahun. Dengan adanya pencabutan aturan maksimal usia jamaah haji 65 tahun, pihaknya akan memberikan pelatihan jalan kaki saat manasik, sehingga kondisinya dapat dibayangkan oleh masyarakat.
"Di sanalah yang 65 tahun dilatih, karena pulang pergi 12 kilometer, belum lagi ibadah lainnya yang memiliki jarak tiga kilometer, di tambah enam kilometer lalu bolak-balik, dan itu waktunya siang," katanya.
Nurkhamid menyampaikan edukasi tersebut penting karena proses Sa'i disebut-sebut sebagai paling berat. "Kalau nanti di Arafah tidak begitu berat, karena tendanya ber-AC, ibadahnya kalau kita habis zuhur jam 01.00 waktu setempat, maka diberangkatkan pukul 07.30 waktu setempat ke Musdalifah. Di sana tidak ada tenda jadi atapnya langit, nanti baru dia diberangkatkan ke Mina," ujarnya.
Diperkirakan juga cuaca sedang panas, di mana rata-rata suhu dapat mencapai 45-66 derajat Celsius, sehingga kelembaban rendah dan mereka diimbau terus bergerak dan minum. Dalam proses manasik yang berlangsung 12 kali sebelum jamaah diberangkatkan, Nurkhamid berharap, para calon jamaah haji setidaknya mengetahui 80 persen dari apa yang akan mereka alami.
Baca juga: Kemenag Mataram aktif menyosialisasikan penguatan kerukunan umat beragama
Baca juga: Kemenag Lombok Tengah memaksimalkan edukasi penurunan Stunting
Untuk waktu keberangkatan, pihaknya belum dapat memastikan, mengingat belum ada pemberian urutan kloter, namun yang pasti jamaah haji yang akan berangkat dapat melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BIPIH) dan mengikuti aturan standar kesehatan.
"Harus vaksin meningitis. Kalau faktor kesehatan ada yang gagal ginjal tidak boleh berangkat, kalau positif COVID-19 juga, tapi tidak seketat 2022 kemarin," ujarnya.